UPDATEBALI.com, TABANAN – Jumlah kunjungan wisatawan ke Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih di Kecamatan Penebel Tabanan terus meningkat, mencapai rata-rata 1.200 hingga 1.500 pengunjung per hari.
Penyelenggaraan World Water Forum (WWF) juga diharapkan akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke daerah ini.
Menghadapi tantangan ini, manajemen DTW Jatiluwih mengambil langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan pertanian di wilayah yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. Salah satu inisiatif penting yang dilakukan adalah pemberian subsidi pertanian kepada para petani di Subak Jatiluwih, dengan fokus pada penggunaan pupuk organik.
Manager DTW Jatiluwih, I Ketut Purna, menyatakan bahwa pemberian subsidi pupuk organik ini adalah bukti nyata komitmen manajemen untuk mendukung keberlanjutan pertanian di Jatiluwih. “Tidak hanya memikirkan wisatawan yang datang, tetapi petani juga harus diperhatikan dan diberikan bantuan,” tegasnya.
Setiap tahunnya, manajemen DTW Jatiluwih mengalokasikan anggaran sebesar Rp 700 hingga 800 juta untuk subsidi pupuk organik bagi petani.
“Kami berencana untuk mengubah seluruh lahan pertanian di Subak Jatiluwih seluas 300 hektar menjadi pertanian organik pada tahun 2025,” ungkap Purna.
Program subsidi ini telah dimulai sejak tahun 2023, dengan penerapan secara bertahap. Pada tahap awal, petani menggunakan 25 persen pupuk organik dan 75 persen pupuk kimia. Secara bertahap, proporsi penggunaan pupuk organik akan meningkat hingga mencapai 100 persen pada tahun 2025.
Upaya ini menunjukkan komitmen manajemen DTW Jatiluwih dalam menjaga keseimbangan antara pariwisata dan keberlanjutan pertanian, demi kesejahteraan masyarakat lokal dan kelestarian lingkungan.(tia/ub)