UPDATEBALI.com, TABANAN – Memasuki musim penghujan saat ini, Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan memberikan himbauan kepada para petani padi untuk meningkatkan kewaspadaan. Kepala Dinas Pertanian, Made Subagia, mengungkapkan bahwa tingginya intensitas curah hujan berpotensi memicu serangan hama pada tanaman pertanian.
Subagia menyatakan, survei lapangan oleh penyuluh pertanian menunjukkan bahwa serangan hama blas dan hama putih palsu dominan sebagai hambatan produksi pertanian padi pada musim hujan. Serangan ini dapat menyebabkan daun padi mengering dan berdampak negatif pada hasil produksi.
“Musim hujan membuat tanaman padi lebih rentan terhadap serangan hama. Jika tidak segera ditangani, produksi padi bisa mengalami penurunan signifikan,” ujarnya.
Subagia menambahkan bahwa serangan hama biasanya terjadi pada fase vegetatif tanaman padi, menyebabkan daun padi memutih dan mengering. Namun, hal ini dapat diatasi dengan cepat melalui penggunaan pestisida untuk membasmi serangan hama.
“Terdapat temuan serangan hama di beberapa lahan pertanian, namun belum menjadi ancaman serius karena telah diatasi dengan cepat. Hama ini biasanya hidup di ilalang atau rumput liar yang dekat dengan padi, oleh karena itu, disarankan agar petani segera melakukan tindakan pencegahan,” jelasnya.
Selain itu, Dinas Pertanian juga mencatat dampak El Nino yang menyebabkan penundaan masa tanam. Pemerintah pusat menargetkan tanam padi untuk musim tanam Oktober 2023 – Maret 2024 (OKMAR) sebanyak 5.808 hektar di Kabupaten Tabanan. Untuk mendukung ketahanan pangan di Bali, Tabanan mendapat penambahan target menjadi 8.618 hektar, melibatkan 296 subak.
“Program Kementerian Pertanian ini juga memberikan insentif berupa bibit/benih gratis sebagai upaya menjaga ketahanan pangan di Bali,” tambahnya. (tia/ub)