UPDATEBALI.com, JAKARTA – Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyimpulkan dalam rapat bulanan mereka pada 2 Mei 2024 bahwa sektor jasa keuangan Indonesia tetap stabil meskipun dihadapkan dengan tantangan global yang signifikan. Kinerja intermediasi yang kontributif, likuiditas memadai, dan permodalan yang kuat menjadi poin-poin utama yang mendukung stabilitas ini.
Kondisi tersebut harus dihadapi di tengah peningkatan ketidakpastian global yang dipicu oleh ketegangan geopolitik dan penurunan inflasi di bawah ekspektasi pasar. Di Amerika Serikat, meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi, ekonomi AS masih menunjukkan tanda-tanda penguatan yang lebih tinggi dari ekspektasi. Namun, di Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of England (BOE) dihadapkan pada dilema antara pertumbuhan yang rendah dan inflasi yang masih tinggi.
Di Tiongkok, meskipun terjadi pelemahan permintaan domestik, beberapa kinerja ekonomi melampaui ekspektasi pasar. Sementara di dalam negeri, inflasi inti meningkat, menandakan pemulihan permintaan selama periode Pemilu dan bulan Ramadhan.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal pertama tahun 2024 menjadi 5,11 persen, didorong oleh pertumbuhan konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) dan konsumsi pemerintah. Namun, ke depan perlu dicermati potensi normalisasi pertumbuhan ekonomi dengan berakhirnya periode Pemilu dan Ramadhan.
Di pasar saham global, tekanan juga berdampak pada pasar saham domestik, dengan IHSG terkoreksi 0,53 persen pada tahun ini. Namun, likuiditas transaksi tetap tinggi, mencapai rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp11,63 triliun.
Industri pengelolaan investasi juga mengalami fluktuasi, dengan AUM pengelolaan investasi turun menjadi Rp810,28 triliun. Selama tahun 2024, OJK memberlakukan sanksi administratif atas kasus di Pasar Modal kepada beberapa pihak, termasuk denda dan perintah tertulis.
Meskipun demikian, kinerja industri perbankan Indonesia tetap stabil, dengan tingkat profitabilitas dan permodalan yang solid. Sejak awal tahun, OJK telah aktif dalam kegiatan edukasi keuangan, mencapai ratusan ribu peserta melalui berbagai saluran media komunikasi.
Dengan berbagai tantangan global yang dihadapi, OJK tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas sektor keuangan Indonesia dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat. (yud/ub)