UPDATEBALI.com, DENPASAR – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali melaporkan kinerja sektor Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Bali hingga November 2024 tetap berada dalam kondisi stabil. Stabilitas ini didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, serta profil risiko yang terkendali.
Data menunjukkan penyaluran kredit mencapai Rp111,77 triliun, tumbuh sebesar 6,87 persen (yoy), meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 6,14 persen (yoy) pada November 2023. Di sisi lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 13,30 persen (yoy), dengan nilai total mencapai Rp189,98 triliun.
Jumlah investor pasar modal di Bali turut mengalami lonjakan, di mana jumlah investor saham tercatat mencapai 140.708 Single Investor Identification (SID), tumbuh 22,25 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini mencerminkan minat masyarakat Bali yang semakin tinggi terhadap investasi di pasar modal.
Tidak hanya itu, OJK terus memperluas upaya inklusi dan literasi keuangan melalui berbagai program edukasi. Selama tahun 2024, program ini berhasil menjangkau 59.705 peserta, meliputi berbagai kalangan masyarakat di Bali.
Sementara itu, OJK juga mencatat keberhasilan dalam menurunkan rasio Loan at Risk (LaR) yang sebelumnya berada di angka 20,79 persen pada November 2023, menjadi 12,58 persen pada November 2024. Penurunan ini didorong oleh penyelesaian kredit restrukturisasi dan ekspansi kredit yang lebih efektif.
Langkah-langkah strategis OJK di Bali diharapkan dapat terus memperkuat stabilitas ekonomi regional serta mendorong pertumbuhan sektor keuangan secara berkelanjutan.(yud/ub)