UPDATEBALI.com, BADUNG – Pasikian Yowana Desa Adat Pecatu menggelar Dresta Langu, sebuah festival budaya yang dirangkaikan dengan Lomba Ogoh-Ogoh di Lapangan Kuru Setra Desa Adat Pecatu, Jumat, 28 Maret 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh Sekaa Teruna dari setiap banjar di Desa Adat Pecatu guna menggali dan mengembangkan potensi seni serta tradisi setempat.
Lomba ini dibuka secara resmi oleh Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa, dengan pemukulan gong sebagai tanda dimulainya acara. Turut mendampingi dalam kesempatan tersebut, anggota DPRD Badung yang juga Bendesa Adat Pecatu Made Sumerta, anggota DPRD Tomy Martana Putra, Camat Kuta Selatan Ketut Gede Arta, Perbekel Pecatu Made Karyana Yadnya, serta tokoh masyarakat yang juga mantan Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, beserta undangan lainnya. Sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya, Bupati Badung memberikan bantuan dana motivasi sebesar Rp 100 juta, yang diterima langsung oleh Ketua Panitia.
Dalam sambutannya, Bupati Adi Arnawa mengapresiasi konsep dan persiapan lomba Ogoh-Ogoh yang dilakukan oleh Yowana Pecatu.
“Saya merasa kaget karena ini sangat berbeda dengan apa yang dilakukan di Puspem Badung saat parade Ogoh-Ogoh. Saya harus jujur sampaikan bahwa mungkin Yowana Pecatu belajar dari pelaksanaan lomba di Puspem Badung, sehingga persiapannya sangat luar biasa. Saya juga meminta kepada Jro Bendesa Adat dan Yowana ke depan agar memikirkan tempat atraksi ini lebih lanjut, karena dengan kondisi saat ini banyak debu berhamburan. Jika memungkinkan, siapkan karpet sintetis untuk kenyamanan,” ujarnya.
Ketua Panitia Lomba, Putu Candra Riantama, menjelaskan bahwa kegiatan ini berangkat dari semangat masikian dan merupakan inisiatif bersama seluruh komponen Desa Adat Pecatu, khususnya Sekaa Teruna, untuk menjaga serta merawat warisan tradisi adat dan budaya yang dapat dinikmati oleh masyarakat maupun wisatawan domestik dan mancanegara.
“Kegiatan Lomba Ogoh-Ogoh Dresta Langu diikuti oleh 2 peserta Ogoh-Ogoh eksibisi, 13 peserta Ogoh-Ogoh kategori umum, serta 3 peserta Ogoh-Ogoh yang menampilkan fragmen tari, sekaligus ikut serta dalam pembuatan video dari total 16 peserta lomba. Pada hari Minggu, akan dilanjutkan dengan lomba pembuatan tapel Ogoh-Ogoh dengan jumlah peserta 19 orang dari seluruh Bali, lomba memahat uang dengan 10 peserta, serta lomba tari dan tabuh Rejang Renteng oleh ibu-ibu WHDI Desa Pecatu dan Tari Puspawresti oleh anak-anak SD,” ungkapnya.
Ia berharap melalui kegiatan ini, generasi muda Desa Pecatu semakin termotivasi untuk melestarikan budaya dan bahwa festival ini dapat terus berlangsung dengan semangat kekeluargaan dan suka cita.
Dengan adanya acara ini, Desa Adat Pecatu semakin menunjukkan komitmennya dalam melestarikan budaya Bali, sekaligus menarik perhatian wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam tradisi khas daerah ini.(den/ub)