Sabtu, Mei 18, 2024
BerandaBaliKuliner Khas Jembrana Lawar Klungah Diusulkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Kuliner Khas Jembrana Lawar Klungah Diusulkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

UPDATEBALI.com, JEMBRANA – Pemerintah Kabupaten Jembrana melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Parbud) mengusulkan kuliner Lawar Klungah menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Makanan tradisional Lawar Klungah khas Jembrana ini salah satu dari 15 WBTB yang diusulkan.

“Dari 15 WBTB yang diusulkan, ada 6 yang sudah di tetapkan yakni Jegog, Makepung, Kendang Mebarung, Bungbung Kepyak, Tenun Cagcag dan Berko. Sisanya masih dalam proses penetapan termasuk salah satunya kuliner Lawar Klungah,” kata Kabid Tradisi Adat dan Warisan Budaya Jembrana, I Gede Suartana, ditemui saat memberikan workshop tradisi megibung dan makanan tradisional Lawar Klungah, di Balai Subak Delod Setra, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Minggu 15 Oktober 2023.

Lawar Klungah menurutnya, makanan khas tradisional warisan dari nenek moyang atau leluhur yang patut dilestarikan dan dikembangkan. Sehingga diperlukan upaya upaya pelestarian dengan memberikan pelatihan cara pengolahan makanan Lawar Klungah yang baik kepada generasi muda di Jembrana.

Baca Juga:  Samsung Tantang Siswa Kembangkan Ide Solusi Bagi Pendidikan Indonesia

“Khususnya generasi muda, jangan sampai kita melupakan warisan budaya nenek moyang kita, yang satu satu ada di Jembrana yaitu Lawar Klungah. Dengan tradisi turun temurun ini kita wariskan kepada generasi muda untuk dikembangkan lagi,” jelasnya.

Workshop yang diinisiasi Sanggar Seni Anak dan Remaja Gita Kumara Dewi ini merupakan program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan dari Dirjen Kebudayaan, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV Bali dan NTB yang melibatkan Sekeha Truna-truni, serta pelajar SMA/SMK dalam pembuatan makanan tradisional Lawar Klungah.

Baca Juga:  Cerita dari Inggris Raya: Awardee IISMA, Agent of Change Indonesia

Nengah Sukanta, salah satu nara sumber sekaligus ahli pembuat masakan Lawar Klungah menuturkan, sebelumnya tradisi Lawar Klungah ini hanya dibuat pada saat menjelang hari raya Galungan dan Kuningan. Karena menurutnya, proses pengambilan Klungah (batok kelapa yang sangat muda, sebelum menjadi kepala muda) itu diambil lima hari sebelum hari raya Galungan.

Selain itu, Lawar Klungah pada jaman dulu belum dikombinasikan dengan varian daging yang disebut lawar klungah bongol (tanpa campuran daging). Namun, seiring perkembangan jaman, pembuatan tradisi Lawar Klungah ini pun mengalami perubahan.

Baca Juga:  Program TJSL PLN Bantu UMK Naik Kelas, Produksi dan Omzet Melesat 

“Kalau dulu identik dengan hari raya. Namun sekarang sudah menjadi kombinasi bermacam macam sesuai kepentingan dan biasa dipakai dalam upacara keagamaan, acara adat dan lainnya,” tuturnya.

Dari hobi memasak, hingga sering diminta untuk membuat masakan Lawar Klungah saat upacara adat, dirinya merasa bersyukur bisa membagikan pengetahuan terutama cara membuat Lawar Klungah kepada anak anak muda, untuk nanti bisa mengembangkan dan melestarikan tradisi ngelawar ini.

“Banyak tahapan kalau mau membuat Lawar Klungah ini. Tapi kali saya latih mulai dari metetekan sampai tahapan proses meracik lawarnya hingga siap dihidangkan. Semoga dengan pelatihan ini, anak anak muda bisa terus melestarikan budaya ngelawar klungah,” pungkasnya.(dik/ub)

BERITA TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments