UPDATEBALI.com, BULELENG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Buleleng melakukan evaluasi program – program bidang kesehatan dan sosial yang belum maksimal pada APBD TA 2022. Hal ini dilakukan saat rapat kerja bersama eksekutif di Ruang Rapat Komisi IV Gedung DPRD Buleleng, pada Senin 17 Juli 2023.
Program – program yang dievaluasi itu diantaranya, kesediaan farmasi, alat kesehatan, makanan dan minuman dengan angka realiasi baru 31,98 persen. Evaluasi ini bertujuan agar kedepannya tidak mempengaruhi raihan WTP di Kabupaten Buleleng.
Ditemui usai rapat, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Buleleng Luh Hesti Ranitasari mengatakan, pihak dinas kesehatan (dinkes) harus lebih hati-hati dalam menyusun perencanaan anggaran. Bahkan pihaknya menyarankan anggaran untuk pembiayaan datang ke masyarakat digunakan untuk menyasar masyarakat yang memiliki anak menderita Stunting dan tidak bisa ke posyandu untuk menerima layanan kesehatan.
“Memang ada beberapa yang tidak sesuai tapi setelah diberikan penjelasan, kami mewanti-wanti supaya Dinkes lebih hati-hati lagi menyusun perencanaan anggaran, sebab kalau terus begitu akan tidak bagus untuk Buleleng,” Ucapnya.
Kemudian terkait dengan banyaknya kasus giginya anjing hingga kematian akibat rabies, pihaknya menyebut sudah meminta Dinkes untuk memantau ketersediaan Vaksin Anti Rabies (VAR) pada masing-masing fasilitas kesehatan.
Meskipun dengan stok yang ada ketersediaan VAR diperkirakan masih aman hingga September 2022, namun Dewan menyarankan agar Dinkes terus berusaha meminta bantuan kepada Gubernur Bali untuk ketersediaan VAR di Buleleng
“Ini kan sangat fatal kalau kesediaan VAR kosong dan kita tidak mau sampai ada masyarakat tidak dapat VAR di Puskesmas,” Pungkasnya. (dna/ub)