Senin, Maret 10, 2025
BerandaBaliDesa Kedisan dan Buahan Aktivasi Penguatan Ekosistem Kebudayaan untuk Pelestarian Danau Batur

Desa Kedisan dan Buahan Aktivasi Penguatan Ekosistem Kebudayaan untuk Pelestarian Danau Batur

UPDATEBALI.com, BANGLI – Dua desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, yaitu Desa Kedisan dan Desa Buahan, melaksanakan aktivasi Penguatan Ekosistem Kebudayaan pada Senin, 9 Desember 2024.

Kegiatan ini bertujuan memperkuat narasi pelestarian air, khususnya Danau Batur, sebagai hulu peradaban subak.

Meskipun cuaca kurang bersahabat dengan hujan yang mengguyur sejak sehari sebelumnya, masyarakat dan anak-anak SD di kedua desa tetap antusias mengikuti kegiatan.

Aktivasi ini merupakan kelanjutan dari program serupa yang sebelumnya dilakukan di lima desa kawasan Warisan Dunia Subak di sekitar Pura Ulun Danu Batur-DAS Pakerisan pada 1 Desember 2024.

Fasilitator Kegiatan Penguatan Ekosistem Kebudayaan, I Ketut Eriadi Ariana, menjelaskan bahwa setiap desa mengidentifikasi potensi kebudayaan unggulan untuk diaktivasi. Di Desa Buahan, program bertajuk “Lalana Wanawikrama – Jalan Karaman i Buahan Mewariskan Kearifan Hutan Adat” melibatkan penjelajahan hutan adat, diskusi, dan aksi lingkungan.

Baca Juga:  Serahkan Dokumen Perkawinan, Bupati Tabanan Tegaskan Jaga Kesakralan dan Komitmen Perkawinan

“Hutan adat kami memiliki nilai spiritual dan kultural yang terkait dengan Prasasti Buahan. Hingga kini, pohon-pohon seperti bodi, beringin, tingkih, dan seming masih dilindungi, sesuai tradisi leluhur kami,” ujar Daya Desa Buahan, I Nyoman Surama.

Penjelajahan hutan adat berakhir di Pura Panglepasan Danu Gadang, salah satu pura penting di tepi Danau Batur yang menjadi tempat pemuliaan air. Kegiatan dilanjutkan dengan Dharma Wacana bagi anak-anak SD serta pembagian bibit pohon buah untuk masyarakat.

Di Desa Kedisan, kegiatan bertajuk “Yowana Kramabudaya” menekankan pewarisan kesadaran kolektif kepada anak-anak untuk menjaga danau. Aksi nyata yang dilakukan meliputi bersih-bersih sampah plastik di tepi danau, penuangan ekoenzim, penebaran benih ikan, penanaman pohon, serta menulis tentang pelestarian danau.

Baca Juga:  Polsek Kintamani Laksanakan Evakuasi Korban Tenggelam di Danau Batur

“Tujuan kami adalah menanamkan etika lingkungan kepada anak-anak. Harapannya, mereka tumbuh dengan rasa cinta dan tanggung jawab terhadap Danau Batur,” ujar Daya Desa Kedisan, I Nyoman Narsa.

Surama menjelaskan bahwa hutan adat Buahan juga menyimpan situs-situs suci seperti Pura Jero Ratu dan Pura Danu Gadang. Situs ini tidak hanya menjadi pusat spiritual tetapi juga pengingat nilai pelestarian lingkungan yang diwariskan leluhur.

Sementara itu, anak-anak SD di Desa Kedisan diajak menulis pengalaman mereka selama kegiatan pelestarian.

Baca Juga:  APBD Badung 2025 Ditetapkan, Fokus pada Transparansi dan Efisiensi Anggaran

“Dengan menulis, anak-anak mendapatkan budaya literasi sekaligus budaya cinta lingkungan. Mereka diajarkan bahwa Danau Batur adalah bagian dari identitas dan sumber kebudayaan desanya,” tambah Narsa.

Ketut Eriadi Ariana menegaskan bahwa kegiatan di kedua desa selaras dengan semangat konservasi lingkungan.

“Desa-desa ini, sebagai bagian dari kawasan Warisan Dunia Subak, berperan menjaga kelestarian danau dan ekosistemnya. Kegiatan ini tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga menguatkan kesadaran lingkungan generasi muda,” katanya.

Aktivasi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk terus menjaga warisan budaya dan lingkungan, terutama kawasan-kawasan yang memiliki peran penting dalam keberlanjutan ekosistem subak. (yud/ub)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments