UPDATEBALI.com, SUMBAWA – Perkembangan teknologi digital terbukti banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Meski begitu, internet juga memiliki sejumlah dampak negatif yang dapat merugikan pengguna teknologi pintar itu. Salah satunya, yakni kejahatan perundungan siber alias cyberbullying.
Untuk mengenal jenis perundungan siber sekaligus cara menghindarinya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menggelar webinar literasi digital untuk komunitas pendidikan di wilayah Bali-Nusa Tenggara, Kamis 26 Oktober 2023 pagi, pukul 09.00 WITA.
Mengusung tema ”Kenali Jenis Cyberbullying di Dunia Maya”, diskusi daring (online) itu akan menghadirkan tiga narasumber. Mereka adalah Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa Barat Suprianto, influencer Azmy Zen, presenter sekaligus influencer Tya Yustia, dan Pingkan Maukar selaku moderator.
”Webinar ini bisa diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/pendaftaranbalinustra2610. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan hadiah e-money sebesar Rp 1.000.000.- untuk 10 peserta yang beruntung,” tulis Kemenkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Rabu 25 Oktober 2023.
Terkait tema diskusi, Kemenkominfo menjelaskan, tidak hanya di dunia nyata, perundungan kini juga marak terjadi di dunia maya. Perundungan menjadi fenomena baru, utamanya di kalangan anak-anak dan remaja seiring kemajuan teknologi digital.
”Perundungan dunia maya dianggap jauh lebih kejam dibandingkan bullying. Pada cyberbullying ada jejak digital seperti seperti foto, video, dan tulisan, yang tidak mudah dihapus. Dampaknya pada psikologis seseorang pun tidak main-main,” jelas Kemenkominfo dalam rilis.
Dari sudut pandang ilmu psikologi, lanjut Kemenkominfo, cyberbullying termasuk bagian dari aksi bullying. Sedangkan, bila dilihat dari sudut pandang ilmu hukum, cyberbullying adalah kejahatan yang dilakukan secara sengaja dalam bentuk fitnah, cemooh, kata-kata kasar, pelecehan, ancaman, dan hinaan.
”Jenis cyberbullying, di antaranya tindakan berupa bentuk provokasi, penghinaan, mengejek, sampai dengan menyinggung orang lain (flaming). Lalu, harassment atau komentar buruk dan hasutan, pencemaran nama baik (denigration), menguntit dan memata-matai (cyberstalking), peniruan (impersonation), dan penyebaran rahasia orang lain (outing trickery),” rinci Kemenkominfo.
Cara mengatasi perundungan dunia maya, menurut Kemenkominfo, di antaranya dengan mencari bantuan dari orang yang dipercaya, memblokir akun sosial media pelaku, melapor kepada pihak berwajib, mengaktifkan mode filter komentar, dan setting media sosial menjadi privat akun.
”Ingat, jenis-jenis perundungan dunia maya atau cyberbullying pasti menimbulkan dampak yang sangat tidak baik pada korbannya. Jadi, hati-hatilah saat menggunakan media sosial,” pungkas Kemenkominfo.
Program literasi digital, lanjut Kemenkominfo, merupakan salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia sampai dengan 2024,” tambah Kemenkominfo.
Untuk diketahui, program #literasidigitalkominfo tahun ini mulai dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Program Kemenkominfo yang berkolaborasi dengan Siberkreasi dan 18 mitra jejaring ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
Tahun ini, program Indonesia Makin Cakap Digital (IMCD) menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta, utamanya yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. IMCD sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan We Are Social – pengguna internet dan media sosial di Indonesia pada periode 2021-2022 telah mencapai 220 juta orang. Padahal, pada 2019, jumlah itu masih di angka 175 juta orang.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (yud/ub)