Senin, Maret 10, 2025
BerandaKesehatanIni Saran Dokter Bagi Pengidap Penyakit Kardiovaskular

Ini Saran Dokter Bagi Pengidap Penyakit Kardiovaskular

 

UPDATEBALI.comJAKARTA – Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), FIHA, FESC, FAPSIC menganjurkan pengidap penyakit kardiovaskular melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi Obstructive Sleep Apnea (OSA) atau kolapsnya jalan napas saat tidur, guna mencegah keparahan penyakit.

Yamin menjelaskan bahwa OSA dapat menyebabkan saturasi oksigen turun sehingga tidur menjadi terganggu. Kondisi tersebut terjadi pada 40-80 persen pasien dengan hipertensi, gagal jantung, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium, dan stroke, Senin 13 Maret 2023.

Baca Juga:  Enam Kali Dipenjara, Residivis Curat Asal Dauh Peken Tabanan Kembali Dibekuk Polisi

{bbbanner}

Ia menambahkan, sekitar 34 persen laki-laki dan 17 persen wanita usia pertengahan yakni 45-59 tahun didiagnosis OSA.

Adapun gejala OSA biasanya ditandai dengan rasa mengantuk sepanjang hari, merasa lemas dan tidak segar, mendengkur saat tidur, sering terbangun saat tidur, hingga sulit berkonsentrasi.

Namun, Yamin mengatakan tak sedikit pasien yang tidak merasakan bahwa dirinya mengalami OSA. Sehingga, orang yang mengidap penyakit kardiovaskular sebaiknya tetap memiliki kewaspadaan dengan memeriksakan diri.

Menurut Yamin, OSA akan memperberat komplikasi pada penyakit kardiovaskular. Sehingga, dengan melakukan pemeriksaan diharapkan penyakit kardiovaskular dapat lebih mudah diatasi dan tidak menyebabkan komplikasi.

"80 persen hipertensi yang mandek, enggak turun-turun tekanan darahnya, itu ternyata punya gangguan tidur. Jadi dengan melakukan pengobatan OSA-nya, maka pengobatan penyakit berkaitan dengan jantung akan menjadi lebih mudah," ujar Yamin.

"Tapi, perlu diingat bahwa OSA itu hubungannya dengan hipertensi adalah sebagai faktor risiko, bukan penyebab. Jadi bukan berarti mengobati OSA langsung berhenti pengobatannya hipertensinya, karena faktor risiko hipertensi itu kan banyak sekali," kata Yamin menegaskan.

Untuk itu, Yamin menambahkan bahwa pengobatan OSA hendaknya dilakukan secara sinkron bersamaan dengan pengobatan dan penatalaksanaan penyakit kardiovaskularnya.(ub/antara)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments