Senin, Maret 10, 2025
BerandaKesehatanDokter Tekankan Pentingnya Sadari Setelah Menstruasi

Dokter Tekankan Pentingnya Sadari Setelah Menstruasi

 

UPDATEBALI.com, JAKARTA – Dokter ahli bedah onkologi dr. Walta Gautama, Sp.B(K)Onk menekankan pentingnya Periksa Payudara Sendiri (Sadari) saat kadar hormon estrogen tubuh serendah mungkin, yakni pada hari ketujuh hingga kesepuluh dihitung sejak hari pertama menstruasi.

"Payudara wanita itu sangat dipengaruhi oleh hormon estrogen. Jadi saat dia menstruasi, itu adalah hari tertinggi puncak hormon estrogennya. Makanya pada waktu menstruasi, wanita merasa kencang payudaranya," kata Walta dalam sebuah acara kesehatan di Jakarta, Kamis (6/10/2022).

"Setelah itu hormon akan turun sampai hari ketujuh setelah dia menstruasi sampai hari kesepuluh. Jadi paling ideal adalah pada saat kadar hormon serendah mungkin, di mana payudara dalam kondisi yang tidak terlalu terpengaruh oleh hormon estrogen," sambungnya.

Baca Juga:  Kecelakaan Truk Tewaskan 16 Orang di Pegunungan Arfak

Dokter yang merupakan Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) itu melanjutkan, hal tersebut juga berlaku pada wanita yang mengalami menstruasi tidak teratur dan wanita yang siklus menstruasi  sudah berakhir atau menopause.

"Sama, (Sadari) dilakukan di saat yang sama setiap bulan," katanya.

Walta melanjutkan Sadari penting dilakukan sebagai upaya deteksi dini terhadap kanker payudara. Menurutnya, jika kanker payudara terdeteksi sedini mungkin maka hal tersebut akan meningkatkan angka kesembuhan pasien.

Sayangnya, dia mengatakan masih banyak wanita mengabaikan hal tersebut karena takut didiagnosis dan takut menjalani terapi seperti kemoterapi atau pengangkatan payudara. Padahal, kata dia, jika kanker ditemukan dalam stadium sedini mungkin maka terapi yang dilakukan akan semakin mudah dan tidak membutuhkan kemoterapi atau pengangkatan.

Baca Juga:  Kelola Pola Makan Tepat untuk Cegah Osteoporosis

Selain itu, kata dia, seseorang juga kerap merasa dirinya baik-baik saja. Padahal, kata dia, kanker memang tidak akan memberikan masalah apapun selama belum memasuki fase metastasis (menyebarnya sel kanker ke organ atau jaringan tubuh lain).

Menurut dia, salah satu yang menjadi penyebab seseorang abai atau tak menyadari adanya penyakit tersebut sejak dini adalah banyaknya gambar-gambar yang memuat informasi salah terkait gejala kanker payudara.

Baca Juga:  Kemenperin Gelar Puncak Acara Indonesia Halal Industry Award 2021

"Gejala awal (kanker payudara) ini benjolan. Tidak ada yang lain. Kayaknya kita punya masalah dengan gambar-gambar soal kanker payudara. Informasi yang justru diberikan itu gambarnya yang sudah stadium 3 sampai 4. Karena digambarkan seperti itu, pasien akhirnya menunggu kondisi payudaranya seperti itu (baru periksa)," ujar Walta.

"Padahal kalau benjolannya sudah dua sentimeter ke atas atau di bawah lima sentimeter, di ketiak, sudah menjadi stadium IIB. Kalau sudah ada kelenjar sudah stadium IIIC. Jadi inilah kenapa harus fokus cari ada benjolan, keluar cairan dari puting, dan merasa tidak nyaman seperti biasanya, lalu datang untuk Sadanis (Periksa Payudara Klinis)," ujar dia.(ub/antara)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments