UPDATEBALI.com, KLUNGKUNG – Seorang warga asal Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Made Suardika, meminta pasangan calon (Paslon) Gubernur-Wakil Gubernur Bali nomor urut 2, Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri), untuk mengambil tindakan tegas terhadap praktek arak oplosan yang marak di masyarakat.
Permintaan ini disampaikan Suardika saat menghadiri simakrama Paslon Koster-Giri di Dusun Banjar Kawan, Desa Besan, Dawan, Klungkung, pada Selasa 31 Oktober 2024.
Menurut Suardika, praktek arak oplosan telah mengganggu penjualan arak asli Bali di wilayah Desa Besan yang dikenal sebagai penghasil arak tradisional.
“Kami berterima kasih kepada Pak Koster yang telah mengeluarkan Pergub arak Bali (Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020) sehingga industri arak Bali bisa berkembang, tapi sekarang harganya terganggu karena peredaran arak oplosan,” ujarnya.
Suardika menjelaskan bahwa arak oplosan yang dibuat dari bahan ragi dan gula pasir tak hanya mengancam perekonomian tetapi juga kesehatan masyarakat.
“Harganya memang lebih murah, tetapi buat uyeng-uyengan (pusing), dan bisa membuat pengrajin arak menjadi rugi,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Wayan Koster yang menjabat sebagai Gubernur Bali periode 2018-2023, menyatakan bahwa regulasi tentang arak yang ia keluarkan bertujuan untuk memajukan dan melindungi industri arak Bali.
“Pergub itu untuk menata industri dan peredaran arak Bali supaya bisa dijual bebas, tidak sembunyi-sembunyi lagi. Praktek arak oplosan tidak hanya merugikan kesehatan tetapi juga merusak citra arak Bali. Ini akan saya tindak tegas,” tegas Koster.
Pasangan Koster-Giri berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan industri arak tradisional Bali yang telah menjadi warisan budaya dan salah satu sumber ekonomi lokal bagi masyarakat Bali, khususnya di Klungkung.(ub)
