UPDATEBALI.com, DENPASAR – Di tengah gempuran era digital yang menawarkan beragam pilihan media, radio dituntut untuk bertransformasi menjadi platform multimedia yang mampu menarik minat pendengar.
Hal ini disampaikan oleh I Nengah Muliarta, Komisioner KPID Bali dan Koordinator AMSI Wilayah Bali, NTB, dan NTT pada Kamis, 4 Juli 2024.
Muliarta mengungkapkan bahwa radio harus berinovasi dengan menghadirkan konten yang tidak hanya suara, tetapi juga visual dan interaksi, guna dapat bersaing dengan media digital lainnya. Pada acara Bimtek Penyiaran yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Kota Denpasar bekerja sama dengan Radio Publik Kota Denpasar, Muliarta menekankan pentingnya radio memanfaatkan teknologi digital seperti website, aplikasi mobile, dan media sosial untuk menjangkau lebih banyak pendengar.
“Radio harus hadir di mana pendengar berada,” kata Muliarta, yang kini juga aktif sebagai akademisi di Universitas Warmadewa.
Menurutnya, selain bertransformasi secara teknologi, radio juga harus tetap menjaga kualitas siaran dan konten yang akurat, objektif, dan berimbang.
Muliarta menegaskan bahwa radio memiliki peran penting sebagai kontrol sosial dengan menyajikan program berita, talkshow, diskusi publik, dan siaran interaktif yang memungkinkan masyarakat untuk berdialog tentang isu-isu penting. Radio juga dapat menjadi alat untuk mengungkap ketidakadilan dan pelanggaran yang terjadi di masyarakat melalui investigasi jurnalistik yang dilakukan oleh para profesional radio.
“Dengan kekuatan untuk menyajikan berita secara langsung dan dengan biaya yang lebih efisien, radio memiliki potensi besar untuk menjadi sumber informasi yang terpercaya dan relevan bagi masyarakat,” tambah Muliarta.(yud/ub)
