UPDATEBALI.com, DENPASAR – Pembangunan bandara di Bali Utara menjadi isu yang hangat diperbincangkan dalam konteks Pemilihan Gubernur Bali 2024.
Dalam beberapa pekan terakhir, berbagai pemberitaan saling mengklaim muncul, di mana pasangan calon gubernur saling menuduh satu sama lain. Satu pasangan menjanjikan realisasi pembangunan infrastruktur bandara, sementara pasangan lainnya dituduh sebagai penghalang bagi proyek tersebut. Isu ini juga menjadi sorotan pasca debat perdana yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bali pada 30 Oktober 2024.
Calon Gubernur Bali nomor urut 2, Wayan Koster, menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur bandara di Bali Utara harus dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang telah teruji. Koster menekankan pentingnya tahap pertama, yaitu konektivitas dari titik bandara ke seluruh wilayah Bali, yang saat ini tengah dalam proses pembangunan.
“Pembangunan shortcut Singaraja-Mengwi adalah langkah awal yang sangat penting. Tanpa konektivitas, bandara tidak akan berfungsi secara optimal,” ujar Koster.
Ia menegaskan bahwa rencana pembangunan bandara di Bali Utara telah masuk dalam rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) Provinsi Bali dan akan dilakukan sesuai dengan tahapan yang ada.
Koster menegaskan bahwa infrastruktur lalu lintas menuju lokasi bandara harus dibenahi terlebih dahulu.
“Percuma saja jika bandara selesai dibangun dalam waktu 5 tahun, namun akses jalan menuju bandara tidak ada. Hal ini bisa mengakibatkan bandara menjadi mubazir, seperti yang terjadi pada Bandara Kertajati yang sepi pengunjung,” jelas anggota DPR RI selama tiga periode ini.
Konektivitas yang dimaksud tidak hanya mencakup akses ke bandara di Bali Utara, tetapi juga ke seluruh wilayah Bali, termasuk selatan, timur, dan barat. Koster menekankan bahwa infrastruktur ini perlu dibangun untuk mempermudah penumpang yang akan menuju berbagai destinasi wisata di Bali.
“Bali sebagai pusat pariwisata harus belajar dari pengalaman bandara di daerah lain yang tidak dapat berfungsi maksimal karena kurangnya dukungan infrastruktur. Oleh karena itu, akses dari bandara ke berbagai pusat pariwisata harus diperbaiki terlebih dahulu,” tegasnya.
Pernyataan Koster ini sekaligus membantah rumor yang berkembang di media bahwa ia dan partai PDIP tidak mendukung pembangunan infrastruktur bandara di Bali Utara. Ia optimis bahwa dengan semua akses yang siap, Bandara Bali Utara akan segera terwujud.
“Pembangunan memerlukan waktu, konsep, dan studi yang menyeluruh. Ini bukan sekadar janji politik untuk menarik simpati pemilih. Pembangunan itu berarti mengubah yang tidak ada menjadi ada. Shortcut Singaraja-Mengwi yang sebelumnya tidak ada kini sedang dikerjakan. Pelabuhan segitiga Sanur, Nusa Lembongan, dan Nusa Penida yang dulunya tidak ada juga kini ada,” tutup Koster.(ub)