Senin, Maret 10, 2025
BerandaNewsSeorang Pria di Buleleng Tega Perkosa Anak SD 9 Tahun

Seorang Pria di Buleleng Tega Perkosa Anak SD 9 Tahun

UPDATEBALI.com, BULELENG – Seorang pria berumur 40 tahun keatas berinisial KS tega melakukan pemerkosaan terhadap seorang anak berusia 9 tahun yang saat ini masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) asal salah satu desa di Kecamatan Tejakula.

Kasi Humas Polres Buleleng AKP Gede Sumarjaya membenarkan adanya peristiwa tersebut dimana pria tersebut merupakan seorang buruh yang nekat melakukan pemerkosaan berulang kali terhadap anak dibawah umur tersebut yang dilakukan di sebuah kebun yang tidak jauh dari rumah korban.

Dimana kejadian itu akhirnya diketahui oleh ibu korban saat korban mengeluh sakit pada alat vitalnya saat kencing. Ibu korban yang curiga akhirnya meminta korban untuk mengatakan dengan jujur terkait yang sebelumnya terjadi pada korban. Benar saja korban pun mengaku bahwa dirinya telah dipaksa untuk ikut bersama seorang lelaki yang diduga telah menyetubuhinya. Mendengar hal itu ibu korban pun melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.

Menyikapi laporan itu pihak penyidik Unit PPA Satreskrim Polres Buleleng pun melakukan permintaan keterangan terhadap korban. Namun karena masih mengalami trauma berat, korban hanya mengingat dirinya diperkosa terakhir kali saat perjalanan pulang dari sekolah, pada Jumat (7/10/2022) lalu.

"Terduga pelaku saat itu menarik korban untuk naik keatas motor kemudian diajak ke sebuah kebun untuk melancarkan perbuatannya. Kejadian itu diduga dilakukan lebih dari sekali dilokasi yang sama," Ucap AKP Gede Sumarjaya saat dikonfirmasi pada Selasa (11/10/2022).

Sementara itu pihak penyidik Unit PPA Satreskrim Polres Buleleng juga telah melakukan visum terhadap korban dengan memeriksa sejumlah saksi yang diduga sempat melihat korban dipaksa naik ke atas motor terduga pelaku. Mengingat saat korban yang masih trauma berat dan selalu menangis saat dimintai keterangan, akhirnya kini korban harus didampingi psikolog.

"Sudah dilakukan pendampingan oleh psikolog terhadap korban mengingat saat dimintai keterangan selalu menangis dan tidak bisa memberikan keterangan karena kondisi korban masih trauma berat atas peristiwa itu," Pungkasnya. (diana/ub)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments