Kamis, April 24, 2025
BerandaPendidikanCiptakan Alat Pendeteksi Banjir, Siswa MAN Jembrana Sabet Peringkat Tiga Nasional

Ciptakan Alat Pendeteksi Banjir, Siswa MAN Jembrana Sabet Peringkat Tiga Nasional

UPDATEBALI.com, JEMBRANA – Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Jembrana, Bali menciptakan Robotic Inovasi yang dinamai alat pintar pendeteksi banjir atau disebut Flood Detector Smart Equitment (FD Smarte), Selasa (29/11/2022). Bahkan alat pintar yang diciptakan ini, terpilih sebagai juara tiga nasional dalam ajang lomba Madrasah Robotics Competition 2022 yang diselenggarakan di Jogyakarta beberapa waktu lalu.

"Saya dan tim mendapat juara 3 di ajang lomba Madrasah Robotic Competition tahun 2022 dan kami sangat merasa senang karena telah mendapat meraih juara 3 tersebut," ucap Putri Hidayathi didampingi Dimas Ramadhan, penggagas alat pintar pendeteksi banjir , saat ditemui UpdateBali di sekolahnya, Selasa (29/11/2022).

Dijelaskan, dari ide yang mereka punya ini muncul dari rasa keprihatinan, setelah melihat bencana banjir yang sering terjadi sejak lima tahun terakhir dan yang terparah pada bulan Oktober 2022 lalu, banjir bandang meluluhlantahkan puluhan rumah warga dan ratusan KK terdampak banjir di Jembrana. 

Sehingga merealisasikan ide tersebut bersama para guru pembina untuk menciptakan alat pintar yang sederhana untuk mendeteksi lebih awal bila terjadi banjir. Meskipun baru berbentuk alat mini, lanjut Putri, namun cara kerja sudah akurat dan bisa langsung terlihat hasilnya.

Baca Juga:  Talkshow Peningkatan Inklusi, Bupati Mahayastra Kukuhkan Bunda Literasi Kabupaten Gianyar

"Tim Robo Mantana Man 3 Jembrana menciptakan FD Smarte dengan menggunakan ESP 32 sebagai sumber kontrol dari prototipe yang dibuat. Dengan memanfaatkan internet opting atau FD Smarte dapat menginformasikan secara real time kondisi ketinggian air melalui aplikasi (App) Flood Monitoring Sistem," jelas Putri murid kelas XI jurusan IPA ini.

Rangkaian ini, kata dia, yang akan bekerja untuk mendeteksi ketinggian permukaan air sungai menggunakan sensor ultrasonik untuk mendeteksi ketinggian permukaan air sungai. Jadi data tersebut yang telah ditangkap oleh sensor akan dikirimkan ke otak dari alat yang disebut ESP 32. Di mana ESP 32, akan mengirimkan data tersebut ke firebase tempat menyimpan data. 

"Jadi kami menggunakan teknologi real time database, untuk mengirimkan data tersebut ke aplikasi yang telah kami buat yaitu Flood Monitoring Sistem," jelasnya.

Kemudian masyarakat bisa memantau ketinggian permukaan air sungai melalui aplikasi Flood Monitoring System yang akan di download pada smartphone. Kemudian akan ada pemberitahuan melalui aplikasi tersebut.

"Dan kami juga menggunakan telegram dan memanfaatkan boot yang ada pada telegram tersebut untuk memberikan notifikasi tindakan secara real time juga ke masyarakat yang membutuhkan informasi ini," terangnya.

Baca Juga:  Prodi Magister FEB Unud Gelar Sosialisasi Program Studi pada Mahasiswa

Selian itu, pada alat ini juga dilengkapi dengan alarm sirene, sebagai informasi secara konvensional agar bisa didengar secara langsung oleh masyarakat di sekitar areal sungai.

"Masyarakat apabila sedang tertidur misalnya tidak mendengar notifikasi dari smartphone atau sedang tidak memegang handphone maka masyarakat bisa mendengar notifikasi secara langsung dari alat kami berupa alarm atau sirene," imbuhnya.

Dengan alat sederhana ini, menurutnya, jika masyarakat tahu lebih awal kondisi ketinggian air sungai, tentu saja akan bisa mengantisipasi dan mengevakuasi diri lebih awal. Untuk itu, masyarakat pasti sangat membutuhkan informasi dan tanda yang akurat ketika akan terjadi banjir. 

Disinggung terkait tingkat kesulitan dalam pembuatan alat pintar ini, menurutnya, tentu hambatan dan tingkat kesulitannya pasti ada. Selama kurang lebih dua bulan sejak September lalu, merancang alat ini dari survei lokasi,  studi di kelas, hingga mengorbankan waktu untuk belajar berhari hari dalam pengumpulan data dan lainnya.

"Kesulitan kami dalam merancang alat ini tentu saja ada, terutama di teknologi internet optingnya. Ya, untuk memprogram kotak dari alat agar jadi otomatis. Kami memprogram alat ini dengan sharing bersama pembinaan dan juga dari teman teman SMK. Jadi kami kesulitan untuk mempelajari tersebut butuh waktu yang lama untuk memprogramnya," pungkasnya.

Sementara itu, Ahmad Aupa, selaku guru pembina mengatakan alat pintar pendeteksi banjir ini merupakan ide bersama antara siswa dengan guru pembina di dalam ekstrakurikuler Robotic di MAN 3 Jembrana.

"Ide kreatif ini berawal dari siswa kemudian dilontarkan ke guru pembina," katanya.

Menurutnya, tentunya alat ini akan disosialisasikan ke masyarakat. Para siswanya juga sempat melakukan observasi pada masyarakat di tepi Sungai Ijo Gading di Kelurahan Loloan Timur. "Pada intinya masyarakat menerima, namun hal ini perlu disosialisasikan dengan pemerintahan terutama dari Kelurahan hingga kabupaten. Alat FD Smarte ini merupakan alat pendeteksi yang bermanfaat untuk lingkungan di masyarakat," jelasnya.

Aupa menambahkan, penciptaan alat pendeteksi banjir ini merupakan alat pertama kali yang di buat oleh para siswanya, yang berkaitan dengan lingkungan. Sehingga dengan karya ini pihaknya akan mengembangkan lagi karya terutama yang berkaitan dengan Robotics untuk lingkungan sekolah dan rumah tangga.

"Kami berhasil menjadi juara peringkat tiga nasional," pungkasnya.(nal/ub)

BERITA TERKAIT

Most Popular

Recent Comments