UPDATEBALI.com, BANGLI — Upacara peringatan Hari Lahir Pancasila ke-80 digelar di Alun-Alun Bangli, Senin 2 Juni 2025, dengan Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta bertindak sebagai inspektur upacara.
Peringatan tahun ini mengusung tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya,” yang menyoroti pentingnya menjaga dan memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam menghadapi dinamika global.
Upacara yang dimulai tepat pukul 08.00 WITA tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, jajaran Forkopimda Bangli, anggota DPRD, Kapolres, Dandim 1626/Bangli, ASN Pemkab Bangli, TNI/Polri, pelajar, dan tamu undangan lainnya.
Dalam amanat Kepala BPIP yang dibacakan Bupati Sedana Arta, disampaikan bahwa Pancasila merupakan fondasi utama yang menyatukan keberagaman bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur Pancasila harus terus ditanamkan di tengah tantangan seperti ekstremisme dan disinformasi yang makin marak. Melalui program Asta Cita, revitalisasi Pancasila di berbagai sektor—termasuk pendidikan, ekonomi, dan dunia digital—menjadi hal krusial.
“Mari kita jadikan peringatan ini bukan hanya simbolis, tetapi juga momentum untuk meneguhkan kembali semangat persatuan dan gotong royong,” ujar Sedana Arta.
Pada kesempatan yang sama, Pemkab Bangli juga membuka rangkaian Bulan Bung Karno ke-7 yang akan berlangsung sepanjang bulan Juni dengan tema “Prana Jagat Kerthi.” Selain itu, dilakukan deklarasi gerakan pengelolaan sampah terpadu melalui penandatanganan Instruksi Bupati Nomor 2 Tahun 2025, serta penyerahan SK CPNS dan PPPK kepada lima orang yang lolos seleksi tahun 2024.
Dalam sesi wawancara, Bupati Sedana Arta menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila sejatinya adalah warisan budaya Nusantara yang harus terus dihidupkan. Semangat gotong royong dinilainya sangat sejalan dengan visi pembangunan Bangli yang dituangkan dalam tagline “Jengah Membangun Bangli.”
Terkait inovasi pengelolaan sampah, Bupati juga memaparkan konsep teba modern, yaitu pengelolaan sampah organik berbasis rumah tangga dengan sistem komposter. Inovasi ini diharapkan mampu mengurangi beban sampah ke TPA dan sekaligus menghasilkan pupuk kompos.
“Mulai minggu pertama bulan Juni, seluruh instansi pemerintah, sekolah, dan BUMD wajib memiliki teba modern. Untuk masyarakat, akan terus kami dorong agar ikut serta. Beberapa desa, seperti Kelurahan Bebalang, sudah mulai menjalankan konsep ini dan bisa menjadi percontohan,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa meskipun persoalan sampah di Bangli belum separah daerah lain, upaya pengelolaan sejak dini tetap sangat penting untuk menjaga lingkungan Bali secara keseluruhan.(yud/ub)