Rabu, Mei 21, 2025
BerandaBaliKadek Satria Ingatkan Bahaya Ulah Pati, Proses Ngaben Tertunda Lima Tahun

Kadek Satria Ingatkan Bahaya Ulah Pati, Proses Ngaben Tertunda Lima Tahun

UPDATEBALI.com, BULELENG – Ajaran Hindu tidak membenarkan tindakan ulah pati atau bunuh diri. Dalam keyakinan Hindu, kematian bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan bagian dari siklus kehidupan yang harus dijalani dan disucikan melalui perbuatan baik.

Hal tersebut disampaikan oleh Kadek Satria, Penyuluh Agama Hindu dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buleleng, saat dikonfirmasi pada Jumat, 4 April 2025. Ia menegaskan bahwa dalam Hindu, atma (roh) bersifat kekal dan abadi, sehingga setiap individu memiliki kewajiban menyucikan dirinya selama hidup di dunia.

Baca Juga:  Sekda Adi Arnawa Hadiri Karya Wrespati Kalpa di Banjar Munggu

“Dunia ini merupakan tempat bagi manusia untuk menyucikan atma melalui perbuatan baik (subha karma) dan menghindari perbuatan buruk (asubha karma). Kematian adalah bagian alami dari siklus kehidupan yang harus diterima, bukan diakhiri secara paksa,” ujar Kadek Satria.

Lebih lanjut, ia menjelaskan ajaran dalam Bhagavad-Gita yang menyebutkan adanya dua jalur perjalanan atma setelah kematian. Jalur Uttarayana (jalur terang/dewa) ditujukan bagi mereka yang hidup dalam kebaikan, sementara jalur Daksinayana (jalur kegelapan) berlaku bagi mereka yang masih terikat pada duniawi dan karma buruk.

Baca Juga:  Sekda Adi Arnawa Hadiri Karya Melaspas di Pura Ageng Persimpangan Dalem Guwang Sibanggede

Kadek Satria juga mengutip ajaran dalam Kitab Parasara Dharmasastra, yang menyatakan bahwa roh orang yang meninggal karena ulah pati akan terkurung dalam alam kegelapan selama 60 ribu tahun. Selain itu, menurut Lontar Yama Purwa Tattwa Atma, jenazah korban bunuh diri harus dikubur terlebih dahulu dan baru bisa diaben setelah lima tahun.

Baca Juga:  Puluhan Anggota WHDI Buleleng Ikuti Pelatihan Pembuatan Upakara Banten Pebayuhan Otonan

“Ulah pati bukanlah jalan keluar dari permasalahan hidup. Sebaliknya, ini justru menambah penderitaan bagi keluarga dan lingkungan sekitar,” tegasnya.

Di akhir penyampaiannya, Kadek Satria berharap agar penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas kepada masyarakat tentang bahaya bunuh diri dari sudut pandang ajaran Hindu.

Ia juga mendorong masyarakat untuk senantiasa mencari solusi yang positif dan bijaksana dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.(adv/ub)

BERITA TERKAIT

Most Popular

Recent Comments