UPDATEBALI.com, TABANAN – Kadek Ariadi (44), warga Banjar Dukuh Buahan, Desa Denbantas, Tabanan, telah menjalani perjalanan yang tidak mudah dalam mencari rezeki di masa pandemi Covid-19. Melalui kepiawaiannya dalam membuat hiasan lampu dari bahan baku bambu, ia berusaha bertahan dengan mengandalkan pesanan lokal, sambil berupaya mengembangkan pasar ekspor melalui pengiriman sampel.
Meski pada masa pandemi ia pernah mendapat pesanan besar hingga 1.200 buah untuk dikirim ke Amerika dan Inggris melalui pihak ketiga, namun kini permintaan terhadap kerajinan lampu bambu ini mengalami penurunan. Kadek Ariadi, seorang pengusaha ternak ayam petelur, memamerkan karyanya dengan berbagai motif, termasuk lampu meja, dinding, dan gantung, saat ditemui di Desa Denbantas.
Ariadi mengawali ide kreatifnya dengan mencoba membuat kerajinan lampu dari pipa paralon, yang kemudian berkembang menjadi kerajinan bambu setelah mendapat banyak masukan dan permintaan melalui media sosial. Belajar secara otodidak dengan memanfaatkan sumber daya online, ia terus mengembangkan ide-ide baru sesuai dengan permintaan pasar.
Meskipun pernah sukses mengekspor produknya pada tahun 2021, Ariadi menghadapi tantangan setelah pandemi. Permintaan yang semakin berkurang kemungkinan disebabkan oleh kesan klasik dari kerajinan lampu bambu ini, yang lebih diminati oleh villa, rumah makan, atau tempat tongkrongan dengan nuansa klasik.
Dengan harga bervariasi antara Rp 80 ribu hingga Rp 250 ribu, Ariadi berusaha menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar lokal. Meski belum mendapat pesanan besar untuk villa, ia tetap optimis dan berharap agar kerajinannya terus berkembang sebagai potensi ekonomi kreatif di wilayahnya, dengan dukungan dari pemerintah desa setempat.
“Sambil terus mencari pasar, saya tetap berfokus pada usaha ternak ayam,” tambahnya, menegaskan harapannya agar kerajinan lampu bambu ini dapat terus memberikan kontribusi positif bagi ekonomi masyarakat setempat.(tia/ub)