UPDATEBALI.com, BULELENG – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan adat, agama, seni, dan budaya Bali dengan menghadiri Karya Pengabenan Bersama (Sedaya) di Desa Adat Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Kamis, 5 Desember 2024.
Upacara yang diikuti oleh 23 dadia tersebut mencakup prosesi Ngaben untuk 52 sawa, Nyekah untuk 167 sawa, dan mepandes untuk 170 orang. Acara ini turut dihadiri oleh Kabag Kesra Setda Kabupaten Buleleng, Camat Kubutambahan, Perbekel Kubutambahan, tokoh masyarakat Made Supriatna, serta krama setempat.
Sebagai wujud dukungan, Bupati Giri Prasta menyerahkan dana punia pribadi sebesar Rp 52 juta untuk pelaksanaan karya dan Rp 4 juta untuk pemangku.
Bupati menyampaikan apresiasinya terhadap semangat gotong royong dan persatuan yang ditunjukkan oleh Krama Desa Adat Kubutambahan. Ia berharap upacara ini berjalan lancar dan memberikan manfaat spiritual bagi seluruh peserta.
“Upacara Pitra Yadnya, Atma Wedana, dan Nyekah ini merupakan wujud bakti kepada leluhur. Saya berharap rangkaian karya ini dapat diikuti dengan tulus ikhlas oleh semua krama, mulai dari prosesi awal hingga ngelinggihang di Merajan. Semoga karya ini berjalan lancar, labda karya, sida sidaning don, gemah ripah loh jinawi,” ujar Bupati Giri Prasta.
Bupati juga menjelaskan beberapa prosesi penting dalam upacara ini, seperti mapurwa daksina yang menggunakan sapi gading atau sapi selem batu sebagai simbol penghantar atma menuju surga.
Ia menekankan pentingnya keikutsertaan seluruh keluarga dalam prosesi ini sebagai bentuk tanggung jawab dan penghormatan kepada leluhur.
Ketua Panitia Karya, Made Wijana, menyampaikan terima kasih atas kehadiran dan dukungan Bupati Badung, yang dinilai sangat berarti bagi kelancaran upacara ini.
“Kehadiran Bapak Bupati Badung memberikan semangat dan dukungan besar bagi kami. Kami berharap seluruh rangkaian karya ini berjalan sesuai harapan hingga selesai,” ungkap Made Wijana.
Karya Pengabenan Bersama ini menjadi bukti nyata pelestarian tradisi leluhur Bali melalui kolaborasi dan semangat gotong royong masyarakat, yang terus dijaga di tengah arus modernisasi. (den/ub)
