Senin, Maret 10, 2025
BerandaPendidikanDinas Pendidikan Larang Murid Main Lato-Lato di Sekolah

Dinas Pendidikan Larang Murid Main Lato-Lato di Sekolah

 

UPDATEBALI.comPEKANBARU – Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, melarang murid bermain lato-lato di sekolah dalam upaya mewujudkan lingkungan yang kondusif untuk kegiatan belajar mengajar.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Abdul Jamal di Pekanbaru, Minggu (15/1/2023), mengatakan bahwa pengumuman mengenai larangan bermain lato-lato di sekolah telah disampaikan secara lisan dalam pertemuan-pertemuan dengan para kepala sekolah maupun para guru.

Menurut dia, dinas juga bisa mengeluarkan surat edaran mengenai larangan bermain lato-lato di sekolah jika diperlukan.

Baca Juga:  Department Geofisika dan Meterologi IPB bahas penelitian iklim di Indonesia.

Dia menyampaikan bahwa sekolah merupakan tempat kegiatan belajar mengajar, karenanya siswa dilarang membawa dan bermain lato-lato di lingkungan sekolah.

{bbbanner}

Selain itu, ia melanjutkan, penggunaan mainan lato-lato selain menimbulkan suara bising juga bisa membahayakan kalau sampai melenting dan mengenai orang atau kaca di bangunan sekolah.

"Sudah kita sampaikan juga bahwa memang permainan ini juga kan berbahaya. Guru-guru pasti juga sudah menyampaikan hal ini kepada siswa-siswanya. Kita tak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

Baca Juga:  Promosi Doktor Ke-42 Fakultas Teknik Universitas Udayana

Dia juga mengimbau orang tua murid mengawasi anak-anak mereka saat bermain lato-lato di lingkungan sekitar rumah.

{bbbanner2}

"Kita juga butuh perhatian dari orang tua, kalau memang ini membahayakan orang tua tolong ingatkan anaknya. Tapi yang jelas kalau kita jaminannya di sekolah kalau jam belajar tak boleh bermain. Jangankan main lato-lato, bermain lainnya juga tak boleh kalau waktunya belajar," katanya.

Meski demikian, Jamal mengemukakan bahwa lato-lato juga mendatangkan manfaat positif pada anak.

Menurut dia, kehadiran mainan itu bisa mengurangi frekuensi anak bermain gim menggunakan gawai dan mendorong anak-anak kembali bermain dan berinteraksi dengan kawan-kawannya.

"Karena selama ini kita tengok anak-anak kita ini sibuk dengan gadget (gawai) saja…, game. Jadi ada juga segi positifnya. Saya lihat di mana-mana, pekarangan rumah, itu sudah mulai keluar anak itu bermain. Jadi berinteraksi lah dengan teman-temannya," kata dia.(ub/antara)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments