UPDATEBALI.com, BULELENG – Pemerintah Kabupaten Buleleng terus berkomitmen menghidupkan semangat literasi masyarakat dengan mengangkat kekayaan budaya lokal.
Salah satu langkah nyata diwujudkan melalui kegiatan bedah buku berjudul “Jaya Prana Layonsari” karya Putu Satriya Koesuma, yang dilangsungkan di Aula STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Selasa 27 Mei 2025.
Kegiatan ini merupakan inisiatif dari Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD) Buleleng dalam rangka menjalankan program nasional literasi berbasis kearifan lokal. Program ini juga didukung oleh DAK Non Fisik di bidang perpustakaan serta mengacu pada Peraturan Perpustakaan Nasional RI Nomor 12 Tahun 2024.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng, I Putu Ariadi Pribadi, yang hadir mewakili Bupati Buleleng, menekankan pentingnya memperkenalkan kembali karya sastra daerah kepada generasi muda.
“Cerita Jaya Prana Layonsari bukan hanya menyajikan romansa, namun juga sarat akan pesan moral seperti kejujuran, pengorbanan, dan empati sosial. Ini adalah nilai-nilai penting dalam membentuk karakter masyarakat yang berbudaya dan memiliki literasi yang baik,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala DAPD Buleleng sekaligus Ketua Penyelenggara, Made Era Oktarini, dalam laporannya menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan menciptakan ruang kolaboratif yang mendukung pertumbuhan ekosistem literasi, melibatkan institusi pendidikan, komunitas literasi, hingga masyarakat umum.
“Bedah buku ini menjadi wadah untuk merenungkan nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam sastra lokal serta memperkuat identitas budaya Buleleng,” jelasnya.
Putu Satriya Koesuma selaku penulis turut hadir dan membagikan proses kreatif di balik penulisan bukunya. Ia menyampaikan bahwa buku Jaya Prana Layonsari merupakan hasil kajian dari lebih dari 30 referensi, termasuk manuskrip kuno dan babad dari Gianyar, yang kemudian dipadukan dengan sentuhan imajinatif agar relevan dengan generasi masa kini.
“Saya ingin menghidupkan kembali pesan-pesan luhur dari naskah kuno agar bisa dinikmati dan dimaknai oleh pembaca muda,” tuturnya.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 60 peserta dari berbagai kalangan, seperti guru, mahasiswa, pelajar, pustakawan, pegiat literasi, serta unsur perangkat daerah. Diskusi berlangsung dinamis dengan dukungan narasumber dan moderator dari kalangan budayawan dan sastrawan.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Buleleng berharap dapat menumbuhkan kembali minat baca dan menulis di tengah masyarakat, terutama dengan mengangkat konten lokal yang kaya akan nilai dan sejarah budaya.(adv/ub)