UPDATEBALI.com, DENPASAR — Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Kesehatan Kota Denpasar menggelar Lomba Balita Sehat tahun 2025 sebagai upaya pembinaan dan pengembangan kesehatan serta kesejahteraan balita sejak dini.
Kegiatan ini berlangsung di Gedung Graha Sewaka Dharma Lumintang, Selasa, 27 Mei 2025.
Acara dihadiri oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana, Anggota Komisi 2 DPRD Kota Denpasar Wayan Sutama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Anak Agung Ayu Agung Candrawati, beserta unsur terkait lainnya.
Dalam sambutan tertulis Walikota Denpasar yang dibacakan oleh Kadiskes Denpasar, dr. Anak Agung Ayu Agung Candrawati, kegiatan lomba ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam membina tumbuh kembang anak sejak periode emas 1000 hari kehidupan, yaitu sejak dalam kandungan ibu.
Ia menekankan pentingnya pemenuhan gizi seimbang dalam keluarga sebagai faktor utama pertumbuhan dan perkembangan otak anak guna mencegah masalah gizi pada balita.
“Masa balita adalah fase kehidupan yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Keberhasilan menjaga tumbuh kembang balita sesuai umur akan sangat berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus bangsa,” ujar dr. Candrawati.
Ia menambahkan, peran orang tua, lingkungan, dan pemerintah sangat penting untuk memastikan keberhasilan pembentukan balita yang sehat, melalui pola asuh, pembinaan, serta pembekalan pengetahuan bagi ibu balita selain pemberian asupan gizi yang tepat.
“Harapan kami, lomba balita sehat ini dapat meningkatkan perhatian orang tua terhadap pola asuh dan pola makan balita, sehingga upaya pencegahan dan penurunan stunting bisa berjalan optimal,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus Kabid Kesmas Diskes Kota Denpasar dr. Ni Komang Wulan Putri Tjatera menjelaskan, stunting merupakan gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu panjang sehingga tinggi badan anak tidak sesuai usia.
Banyak masyarakat keliru menganggap stunting sebagai faktor genetika, padahal pengaruh genetika relatif kecil dibanding faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Data riset kesehatan menunjukkan fluktuasi angka stunting dalam tiga tahun terakhir, yaitu 9% pada 2021, 5,5% pada 2022, dan meningkat tajam menjadi 10,8% pada 2023, yang menunjukkan perlunya penanganan serius terhadap masalah ini.
“Lomba balita sehat ini diharapkan dapat mencegah stunting sekaligus meningkatkan pengetahuan ibu sebagai ajang promosi kesehatan untuk mewujudkan generasi berkualitas,” kata dr. Komang Wulan.
Pemerintah juga mengimbau agar orang tua selalu memantau pertumbuhan dan perkembangan anak serta rutin berkonsultasi dengan petugas kesehatan. Pembinaan kesehatan balita secara berkelanjutan juga dilakukan oleh pihak kecamatan dan desa/kelurahan.
Sebanyak 24 peserta balita dari 4 kecamatan di Kota Denpasar mengikuti lomba ini, yang semuanya merupakan bayi dan anak balita dari wilayah Kota Denpasar.(per/ub)