UPDATEBALI.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar perayaan Hari Kartini secara hybrid dengan mengangkat tema “Perempuan Cerdas, Berdaya, dan Berintegritas Menuju Indonesia Emas”, Selasa, 23 April 2025.
Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen OJK dalam mendorong kesetaraan gender, penguatan integritas, dan pemberdayaan perempuan di sektor jasa keuangan.
Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta secara langsung dan sekitar 3.000 peserta secara daring. Para peserta berasal dari internal OJK, pemangku kepentingan, serta anggota Komisi XI DPR RI.
Melalui kegiatan ini, OJK ingin menginspirasi perempuan agar menjunjung tinggi nilai-nilai integritas dan menyadari peran strategisnya dalam pembangunan sektor jasa keuangan yang inklusif dan transparan menuju visi Indonesia Emas 2045.
Ketua Dewan Audit OJK, Sophia Wattimena, dalam sambutannya menegaskan pentingnya penguatan integritas di kalangan perempuan, khususnya di sektor jasa keuangan.
“Kita melihat bahwa kesetaraan gender memiliki korelasi erat dengan tingkat integritas suatu bangsa. Negara-negara dengan indeks ketimpangan gender rendah cenderung memiliki tingkat korupsi yang juga rendah. Ini menjadi cermin bahwa partisipasi perempuan dalam tata kelola harus ditingkatkan,” ujar Sophia.
Ia juga menyoroti tantangan sosial ekonomi yang dihadapi perempuan, seperti rendahnya tingkat pendidikan, pengaruh budaya konsumtif akibat fenomena Fear of Missing Out (FOMO), serta tingginya angka korban pinjaman online ilegal, khususnya di kalangan ibu rumah tangga dan guru.
“Menanamkan nilai integritas tidak cukup hanya sebagai wacana. Harus dimulai sejak dini, dari rumah, melalui pola asuh yang sehat dan bijak,” tegasnya.
Acara ini juga menghadirkan narasumber inspiratif, seperti Duta Besar RI untuk Portugal Susi Marleny Bachsin dan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan.
Susi menekankan bahwa perempuan bukan hanya bagian dari sistem ekonomi, tetapi penggerak utama perubahan. Ia mendorong peningkatan partisipasi perempuan di sektor jasa keuangan serta perlunya literasi keuangan dan dukungan terhadap wirausaha perempuan.
“Dengan meningkatkan partisipasi perempuan di sektor jasa keuangan, kita tidak hanya membangun ketahanan ekonomi nasional, tapi juga mempercepat langkah menuju Indonesia Emas 2045,” ungkap Susi.
Sementara itu, Veronica Tan mengingatkan pentingnya peran perempuan sebagai pendidik generasi masa depan, terutama dalam menghadapi tantangan era digital.
“Dulu, guru anak hanya orang tua dan guru di sekolah. Sekarang, kita bersaing dengan Google. Maka nilai-nilai seperti etika, empati, dan moral hanya bisa ditanamkan dari rumah,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, OJK juga menegaskan pentingnya budaya anti-fraud dan integritas di kalangan perempuan. Melalui berbagai inisiatif, termasuk sertifikasi Manajemen Anti Penyuapan (SMAP), pengendalian gratifikasi, serta sinergi dengan KPK dalam mencetak penyuluh antikorupsi bersertifikat, OJK terus memperkuat sistem integritas di sektor jasa keuangan.
Penutupan acara ditandai dengan ajakan dari OJK kepada seluruh perempuan Indonesia untuk terus melangkah maju dengan semangat, mimpi, dan karya yang berpijak pada nilai-nilai luhur.
“Habis gelap terbitlah terang,” kutipan R.A. Kartini yang menjadi pengingat bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil yang berani dan penuh integritas.(yud/ub)