Senin, Maret 10, 2025
BerandaBaliHari Suci Siwaratri, Momentum Peleburan Dosa dan Penyadaran Diri

Hari Suci Siwaratri, Momentum Peleburan Dosa dan Penyadaran Diri

UPDATEBALI.com, BULELENG – Umat Hindu di Bali memperingati Hari Suci Siwaratri, hari pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasi sebagai Dewa Siwa, pada Senin, 29 Januari 2025.

Siwa, dalam konsep Tri Murti, dikenal sebagai pemralina, yakni yang mengembalikan segala sesuatu ke asal mulanya.

I Kadek Satria, S.Ag., M.Pd.H., Penyuluh Agama Hindu dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buleleng, menjelaskan keagungan Brata Siwaratri yang termuat dalam berbagai kitab suci Hindu. Dalam catatan Kitab Siwa Purana, bagian Jnana Samhita, diceritakan tentang Rurudruha, seorang manusia jahat yang pada akhirnya mencapai pembebasan dan bersatu di alam Siwa berkat pelaksanaan Brata Siwaratri.

Baca Juga:  Sekda Adi Arnawa Apresiasi Polresta Denpasar dalam Perkuat Ideologi Pancasila

Kitab suci lainnya, seperti Skanda Purana, memuat kisah Canda, seorang manusia kejam yang mampu mencapai Siwaloka setelah menjalani Brata Siwaratri. Garuda Purana dan Padma Purana juga mengisahkan keagungan brata ini, masing-masing melalui percakapan Dewa Siwa dengan Dewi Parwati dan dialog Raja Dilipa dengan Rsi Wasistha, yang menegaskan pentingnya Brata Siwaratri dalam peleburan dosa dan pencapaian penyadaran diri.

Baca Juga:  OJK Bali Laporkan Peningkatan Kredit dan DPK, Literasi Keuangan Terus Didorong

Kadek Satria menegaskan, Brata Siwaratri dilakukan dengan Jagra (tidak tidur), Upawasa (berpuasa), dan Monobrata (merenung dan meditasi). Ketiga brata ini menjadi cara utama untuk melebur dosa jika dilakukan dengan kesungguhan hati.

Peringatan Hari Suci Siwaratri yang jatuh pada Purwanining Tilem Kepitu—malam tergelap dalam satu tahun—memiliki makna mendalam. Malam ini adalah momen refleksi, di mana manusia memohon agar kegelapan pikiran dapat diterangi oleh sinar pengetahuan dan kesucian.

“Kegelapan (awidya) dapat dicerahkan dengan Vidya (pengetahuan) melalui penyadaran di malam Siwa,” ujar Kadek Satria.

Baca Juga:  Tekankan Pentingnya Bhakti dan Harmoni, Bupati Tabanan Hadiri Karya Agung di Desa Adat Batukambing

Menurut Kadek Satria, inti dari Brata Siwaratri adalah penyadaran. Melalui kesadaran, manusia mampu bekerja, memuja Sang Pencipta, dan mensyukuri segala hal. Dengan demikian, berkah Siwaratri dapat dirasakan setiap hari, bukan hanya pada momen perayaan ini.

“Lakukan Brata Siwaratri dengan kesungguhan, bukan hanya sekadar kemampuan. Dengan itu, anugerah dari Dewa Siwa akan menerangi kegelapan kita. Rahajeng Nyanggre Rahinan Suci Siwaratri,” tutup Kadek Satria. (adv/ub)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments