UPDATEBALI.com, DENPASAR – Ekonomi Bali terus menunjukkan ketahanan dengan pertumbuhan sebesar 5,43% year-on-year (yoy) pada Triwulan III 2024, menurut rilis terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali.
Angka ini menempatkan Bali pada peringkat keenam di antara 34 provinsi di Indonesia dan di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,95%. Capaian ini mencerminkan kekuatan ekonomi Bali dalam menghadapi tantangan global dan domestik yang beragam.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja mengatakan, dari sisi pengeluaran, peningkatan ekonomi Bali didorong oleh pertumbuhan seluruh komponen konsumsi.
Konsumsi rumah tangga naik signifikan berkat tingginya aktivitas pariwisata dan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Galungan dan Kuningan. Selain itu, konsumsi pemerintah dan Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) juga bertumbuh menjelang Pilkada 2024 dan berbagai kegiatan keagamaan.
“Meski investasi terbatas, khususnya di sektor konstruksi karena minimnya realisasi proyek baru, sektor ekspor terus berjuang menghadapi tantangan eksternal,” ucapnya.
Erwin juga memaparkan dari sisi lapangan usaha, sektor akomodasi, makan, dan minum (Akmamin) menjadi penggerak utama ekonomi Bali, dengan pertumbuhan 12,25% (yoy). Tingginya kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara, yang naik masing-masing sebesar 11,44% dan 16,82% pada Triwulan III, mendukung sektor ini, terutama selama peak-season pariwisata.
“Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang mencapai 68%, naik dari 63% di triwulan sebelumnya,” paparnya.
Lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 16,11%, didorong oleh kenaikan aktivitas perbankan dengan peningkatan penyaluran kredit sebesar 9,61%.
Sektor pengadaan listrik dan gas juga tumbuh 15,23% akibat lonjakan permintaan di sektor rumah tangga, industri, dan bisnis. Di sisi lain, sektor pertanian mengalami pertumbuhan moderat seiring berakhirnya musim panen padi, sedangkan sektor konstruksi mengalami perlambatan karena beberapa proyek strategis hampir selesai.
Bank Indonesia memperkirakan ekonomi Bali akan tetap kuat pada Triwulan IV 2024, didorong momentum Pilkada dan libur HBKN Natal dan Tahun Baru. Untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif, Bank Indonesia memberikan sejumlah rekomendasi:
1. Penguatan Konsumsi Rumah Tangga: Melalui promosi destinasi pariwisata di Bali Utara, diharapkan kontribusi ekonomi Bali dapat merata. Dukungan kepada UMKM sektor pariwisata melalui pelatihan dan pembiayaan juga diperlukan untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga.
2. Optimalisasi Investasi: Perlu percepatan investasi baru di bidang infrastruktur, khususnya untuk meningkatkan aksesibilitas Bali Utara.
3. Dukungan Konsumsi Pemerintah: Pemerintah daerah diimbau mempercepat realisasi anggaran untuk proyek infrastruktur yang berimbas langsung pada sosial-ekonomi masyarakat, seperti pembangunan jalan dan fasilitas publik. Program pelatihan tenaga kerja juga diutamakan untuk mendukung sektor utama Bali.
4. Peningkatan Ekspor: Bali perlu memperluas ekspor komoditas unggulan seperti produk perikanan, kerajinan tangan, perhiasan, kopi, dan rempah-rempah. Strategi pemasaran digital akan diperkuat untuk meningkatkan daya saing produk Bali di pasar internasional.
Bank Indonesia berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah serta pelaku ekonomi lokal untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Bali. Kolaborasi lintas sektor diyakini mampu mempertahankan daya tarik ekonomi Bali di tingkat nasional maupun global, mendukung Bali yang inklusif dan berkelanjutan.(yan/ub)