UPDATEBALI.com, DENPASAR – Bank Indonesia Provinsi Bali mengadakan Sarasehan Perekonomian Bali di Grha Tirta Gangga Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali pada tanggal 7 Februari 2024.
Kegiatan ini bertujuan untuk membahas langkah-langkah strategis dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bali serta meningkatkan inklusivitas ekonomi di daerah ini.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pihak termasuk narasumber utama seperti Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G. A. Diah Utari; Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Bali, I Wayan Wiasthana Ika Putra; dan Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, Fitria Irmi Triswati.
Dalam paparannya, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G. A. Diah Utari, mengungkapkan bahwa meskipun dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi global, Bali telah mencatat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan tingkat inflasi yang terkendali.
“Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV 2023 mencapai 5,86% (yoy) atau 5,71% (yoy) untuk keseluruhan tahun 2023, melebihi pertumbuhan nasional sebesar 5,04% (yoy),” sebut Utari.
Namun, Utari juga menyoroti pentingnya mendiversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi di luar sektor pariwisata, terutama sektor pertanian. Sektor ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menyerap tenaga kerja, namun masih dihadapkan pada tantangan seperti tingginya Non-Performing Loan (NPL) dan risiko tinggi.
Dalam konteks ini, sinergi antar pemangku kepentingan melalui Pusat Investasi Kerthi Bali Sadhana (PIKBS) diharapkan dapat mempercepat transformasi ekonomi Bali dan meningkatkan inklusivitas ekonomi di seluruh daerah Bali.
Selanjutnya, Fitria Irmi Triswati, Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, menyoroti pentingnya digitalisasi pembayaran dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.
“Transaksi pembayaran digital di Bali terus meningkat, dengan jumlah transaksi QRIS pada Desember 2023 mencapai 43,33 juta transaksi, menunjukkan adopsi yang cepat dari masyarakat dan pelaku usaha,” jelasnya.
Triswati menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi dan digitalisasi harus saling mendukung. Dengan memperkuat infrastruktur keuangan digital dan memperluas akses, diharapkan ekonomi Bali dapat tumbuh lebih inklusif dan berkelanjutan.
Kolaborasi dan sinergi antara Bank Indonesia, pemerintah daerah, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya di Bali diharapkan akan terus ditingkatkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan inklusif bagi seluruh masyarakat Bali.(yan/ub)