Kamis, Mei 29, 2025
BerandaNasionalBermula Nawur Sesangi, Sapi Gerumbungan Lestari Turun-Temurun Sebagai Pertunjukan

Bermula Nawur Sesangi, Sapi Gerumbungan Lestari Turun-Temurun Sebagai Pertunjukan

UPDATEBALI.com, BULELENG – Semarak Lovina Festival bulan lalu memberikan kesan yang istimewa bagi Masyarakat Buleleng, terutama bagi kelompok Sapi Gerumbungan, sebuah tradisi khas dari Gumi Panji Sakti.

Pada ajang Lovina Festival, lima kelompok Sapi Gerumbungan dari wilayah Buleleng Timur, Tengah, dan Barat berpartisipasi dalam Eksibisi tersebut.

Ketua Kelompok Sapi Gerumbungan Pasupala Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Buleleng, yaitu Ketut Susila, menjelaskan bahwa tradisi Sapi Gerumbungan ini merupakan warisan turun temurun dan kelompoknya merupakan generasi ketujuh yang masih mempertahankan tradisi ini.

Cerita leluhur mereka mengisahkan bahwa tradisi Sapi Gerumbungan menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat di Buleleng yang mengandalkan mata pencaharian petani. Hasil panen digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan tradisi Sapi Gerumbungan dijadikan simbol rasa syukur petani atas hasil panen yang melimpah.

Baca Juga:  Sinergi Warga Kelurahan Sumerta Jaga Kamtibmas Menjelang Idul Fitri

Sapi Gerumbungan merupakan sapi pilihan yang istimewa. Mereka memiliki ciri khas sejak lahir yang bisa dilihat dari gerakan kepala, ekor yang tegak, dan gerakan kaki.

Untuk menjaga kualitas baik Sapi Gerumbungan, mereka dirawat secara khusus dengan pijatan dan elusan setiap hari dari majikannya, serta mendapatkan sinar matahari yang cukup dengan dijemur di pagi hari dan dimandikan pada siang hari. Setelah dilatih dan mendapat perlakuan khusus, Sapi Gerumbungan siap tampil dalam atraksi gerumbungan setelah mencapai usia 12 bulan ke atas.

Baca Juga:  Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng Didorong Lebih Efektif dan Efisien

Susila menjelaskan bahwa bibit sapi gerumbungan memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan bibit sapi biasa. Bibit sapi gerumbungan bisa mencapai Rp 11.000.000 per ekor, sedangkan sapi biasa biasanya dibandrol sekitar Rp 9.000.000 per ekor. Karena itu, perlakuan khusus harus selalu diberikan kepada sapi-sapi ini.

Kelompok Pasupala Desa Lemukih telah dikukuhkan sebagai kelompok resmi sejak tahun 2010 dan telah memenuhi kriteria sebagai rombongan induk untuk memelihara tradisi Sapi Gerumbungan.

Mereka berkomitmen untuk terus melanjutkan warisan yang telah diwariskan dan ini terlihat dari persiapan intensif ketika mengikuti kegiatan besar. Latihan yang biasanya dilakukan dua minggu sekali pada hari biasa, akan ditingkatkan menjadi dua kali dalam sehari dalam persiapan menghadapi event besar.

Baca Juga:  BUMD Buleleng Diharapkan Berikan Pelayanan Prima Ke Masyarakat

Mereka termotivasi karena melanjutkan tradisi ini telah menjadi kesenangan dan tanggung jawab untuk meneruskan warisan leluhur mereka.

Tidak hanya Kelompok Pasupala di Buleleng, tetapi juga ada kelompok Sapi Gerumbungan lainnya di beberapa lokasi. Buleleng Timur memiliki perkumpulan kelompok Sapi Gerumbungan bernama Baga Sebali yang terdiri dari kelompok asal Desa Sawan, Menyali, Lemukih, Galungan, dan Bebetin.

Di Buleleng Tengah, Sapi Gerumbungan ada di Desa Panji, Desa Sambangan di Kecamatan Sukasada, dan Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan Buleleng. Sementara itu, di Buleleng Barat, Sapi Gerumbungan dapat ditemukan di Desa Kaliasem dan Desa Pedawa, Kecamatan Banjar. (adv/ub)

BERITA TERKAIT

Most Popular

Recent Comments