UPDATEBALI.com, TABANAN – Mengayomi dan membimbing masyarakat adalah komitmen Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., sebagai kepala daerah dalam mendukung pembangunan di masyarakat yang seimbang secara materi dan spiritual. Secara konsisten, beliau hadir di tengah-tengah masyarakat, seperti pada upacara Pitra Yadnya Kolektif Ngaben Massal Sawa Prakerti Desa Adat Pajahan yang berlangsung di Balai Serba Guna Desa Pajahan, Kecamatan Pupuan, pada hari Senin 3 Juli 2023.
Pitra Yadnya kolektif atau Ngaben Massal Sawa Prakerti yang diadakan di Desa Pajahan adalah agenda rutin yang telah dilaksanakan dua kali sejak tahun 2018 dan diadakan setiap lima tahun sekali. Pada acara tersebut, sebanyak 60 sawa diabenkan, 55 sawa ngerapuh, dan 88 peserta metatah ikut berpartisipasi. Acara tersebut akan mencapai puncaknya pada tanggal 7 Juli mendatang.
Acara tersebut disambut dengan Tarian Ngalap Kopi di siang hari, dan dihadiri oleh Anggota Komisi IV DPR RI, Bapak I Made Urip, Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Asisten II, para kepala OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, para Kepala Bagian di lingkungan Setda, Camat Pupuan, serta krama desa adat setempat. Biaya yang ditetapkan untuk Karya Pitra Yadnya ini mencakup enam juta rupiah untuk peserta pengabenan, lima ratus ribu rupiah untuk setiap peserta ngerapuh, dan seratus lima puluh ribu rupiah untuk setiap peserta metatah.
Antusiasme warga Desa Pajahan dalam mengikuti kegiatan ini mendapat apresiasi dan penghargaan yang luar biasa dari Bupati Tabanan. Beliau merasa bangga karena semakin banyak desa di Tabanan yang mengadakan upacara berbasis kolektif dan mempromosikan nilai kebersamaan yang tinggi. Baginya, upacara yang telah diadakan di desa adat Pajahan ini dianggap telah mengikuti tata titi sastra agama dengan baik.
“Sebagai pemerintah daerah, saya selalu memberikan apresiasi dan penghargaan karena warga Desa Pajahan telah memahami dan melaksanakan upacara-upacara yang ada di desa dengan baik, meskipun melalui proses yang panjang dan penuh tantangan. Namun, dengan semangat dan ketekunan yang luar biasa, serta pemahaman terhadap tata titi dan prosedur baik di desa, sastra agama, maupun sastra negara, upacara dapat berjalan dengan baik. Jika niatnya baik, maka hasilnya pun akan baik,” ungkap Sanjaya.
Pada kesempatan tersebut, sebagai kepala daerah, Sanjaya juga menekankan pentingnya menjalankan amanat yang telah diberikan oleh masyarakat Kabupaten Tabanan dalam melaksanakan Visi dan Misi Kabupaten, yaitu menciptakan masyarakat yang sejahtera melalui pembangunan yang terintegrasi dari hulu, tengah, dan hilir, baik secara materi maupun spiritual.
“Untuk mencapai masyarakat Tabanan yang sejahtera melalui Visi dan Misi Tabanan, yang berarti keseimbangan dan keharmonisan di alam jagat Bali ini, perlu melalui enam sad kerthi,” jelasnya.
Atma kerthi sangat penting karena sejalan dengan kewajiban umat Hindu Bali dalam melaksanakan pengabenan, baik secara individu, bersama-sama, pesemetonan, maupun kelompok tertentu. Pengabenan merupakan utang yang harus dibayar kepada leluhur, Tuhan Yang Maha Esa, dan sesama kita.
“Saat ini, Pemerintah turun ke masyarakat untuk memberikan bimbingan dan mengorganisir masyarakat dalam melaksanakan upacara-upacara yang dikenal sebagai panca yadnya, dengan cara yang kompak dan gotong royong,” tambahnya.
Lebih lanjut, beliau juga menegaskan bahwa tujuan dari gotong royong ini adalah untuk mengurangi beban masyarakat tanpa mengurangi esensi dari arti Yadnya itu sendiri, selain juga untuk mengurangi biaya.
“Dengan saling bersinergi, masyarakat di sini telah bersatu dan kompak. Saya yakin pemerintah akan selalu membantu masyarakat dalam pembangunan infrastruktur baik secara materi maupun spiritual,” tambahnya lagi.
Mewakili Krama Adat Pajahan, I Ketut Suardika sebagai Bendesa Adat, menyampaikan ucapan terima kasih atas perkenan Bupati Tabanan dan jajaran yang hadir dalam Ngaben Massal Sawa Prakerti ini.
“Saya telah mengabdi di desa selama dua periode, dan baru dua kali ini kami dapat melaksanakan ngaben massal setelah lima tahun yang lalu. Pada saat itu, acara ini diikuti oleh 40 peserta dan sangat diapresiasi oleh masyarakat. Oleh karena itu, kami memasukkan ngaben massal ini dalam perarem desa adat agar dapat dilaksanakan setiap lima tahun sekali,” ungkapnya.
Pihaknya juga berharap agar Desa Adat Pajahan selalu mendapat perhatian dari Pemerintah ke depannya. (den/ub)