UPDATEBALI.com, BULELENG – Krama Bali menegaskan harapan mereka untuk masa depan Bali dengan memilih pemimpin yang telah terbukti membangun dan menjaga keberlanjutan Pulau Dewata.
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 2, Wayan Koster dan Giri Prasta (Koster-Giri), mendapat dukungan penuh dari warga Desa Sanggalangit, Gerokgak, Buleleng. Menurut mereka, Koster-Giri adalah pilihan tepat untuk masa depan Bali yang berkelanjutan, bukan sekadar janji kosong.
Wayan Koster, yang menjabat sebagai Gubernur Bali periode 2018-2023, dipuji karena keberhasilannya dalam meletakkan fondasi kokoh bagi budaya Bali yang diharapkan akan bertahan ratusan tahun ke depan. Bersama Giri Prasta, mereka dinilai krama Bali sebagai pemimpin yang berkomitmen menjaga dan melestarikan seni budaya, adat, tradisi, agama, serta kearifan lokal Bali.
Saat acara simakrama yang digelar pada Kamis, 7 November 2024, tokoh masyarakat setempat mengingatkan warga untuk tidak tergoda dengan janji-janji instan di tahun politik ini. “Jangan terprovokasi karena banyak yang menawarkan jasa yang sifatnya sepintas. Yang kami butuhkan adalah yang berkelanjutan,” ujarnya.
Selain mendukung Koster-Giri, warga Desa Sanggalangit juga menyatakan dukungan untuk pasangan calon Bupati Buleleng nomor 2, Nyoman Sutjidra dan Gede Supriatna (Sutjidra-Supriatna JOSS 24). Mereka memuji peran Ketua Tim Pemenangan Koster-Giri dan Sutjidra-Supriatna di Buleleng, Ketut Ngurah Arya, yang juga Ketua DPRD Buleleng, sebagai tokoh PDI Perjuangan yang selalu hadir membantu krama setempat.
“Pak Ngurah tak pernah berhenti memperhatikan krama desa kita. Warga sakit segera beliau bantu. Banyak bantuannya. Inilah yang menjadi alasan utama kita tak mau berpaling dengan yang lainnya,” ujar salah satu warga.
Pada kampanye ini, Ketut Ngurah Arya mendampingi Wayan Koster di empat desa di Buleleng. Warga menganggap bahwa dukungan dari Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali merupakan hal yang sangat tepat bagi pembangunan Bali.
“Pak Wayan yang membuat desa adat di Bali ajeg. Kita fokus ke Pak Wayan dan Pak Giri untuk provinsi Bali, dan Joss 24 untuk Buleleng. Ini paketan yang harus dimenangkan,” lanjut warga.
Dalam kesempatan itu, Koster menekankan keberhasilannya pada periode pertama sebagai Gubernur Bali, terutama dalam menjaga seni budaya Bali, desa adat, tradisi, dan kearifan lokal, meskipun dihadapkan pada tantangan pandemi COVID-19. Sebanyak 1.500 desa adat di Bali tetap terlindungi dan kuat sebagai benteng proteksi budaya Bali.
“Desa adat menjadi hal penting karena merupakan proteksi bagi budaya Bali,” tegas Koster. Dengan dukungan penuh krama Bali, Koster terpanggil untuk melanjutkan pembangunan berkelanjutan demi Bali yang kokoh dan bermartabat. (ub)
