Senin, Maret 10, 2025
BerandaBaliUNESCO Resmikan Subak Desa Bengkel-Tabanan sebagai Ecohydrology Demonstration Site

UNESCO Resmikan Subak Desa Bengkel-Tabanan sebagai Ecohydrology Demonstration Site

UPDATEBALI.com, TABANANSubak, salah satu kearifan lokal Bali yang berfungsi sebagai mekanisme irigasi pertanian dan telah ada sejak ribuan tahun lalu, kembali mendapat pengakuan internasional.

Pada Kamis 23 Mei 2024, Subak di Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Tabanan, diresmikan sebagai salah satu Ecohydrology Demonstration Sites oleh UNESCO. Pengakuan ini diberikan atas implementasi teknologi pertanian yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan bersama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Acara seremonial di Wantilan Desa Bengkel ini dihadiri oleh Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., yang menerima sertifikat dan menandatangani prasasti Demonstration Site UNESCO.

Pimpinan Tinggi UNESCO, Rahmah Ellfithri, Vice Chairman of Ecohydrology Scientific Advisory Committee Prof. Luis Chicaro, delegasi negara peserta World Water Forum (WWF), Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Nazaruddin Malik, Forkopimda Tabanan, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda, jajaran pimpinan OPD terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan, serta para stakeholder lainnya termasuk KTNA, Sabantara Pekaseh, dan petani muda milenial turut hadir dalam acara tersebut.

Baca Juga:  Desa Tanjung Benoa dan Desa Pengastulan Jadi Contoh Global di UNESCO-IOC Global Tsunami Symposium

Bupati Sanjaya menyambut baik apresiasi ini sebagai wujud komitmen dalam memajukan sektor pertanian di Kabupaten Tabanan. Suasana meriah menyertai acara peresmian yang ditandai dengan membunyikan Kapuakan (alat musik yang biasa digunakan untuk mengusir burung) sebagai simbol diresmikannya Subak Bengkel sebagai salah satu Ecohydrology Demonstration Sites UNESCO.

Dalam sambutannya, Sanjaya menyampaikan ucapan selamat datang kepada Pimpinan Tinggi UNESCO dan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang beserta jajarannya di Kabupaten Tabanan. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Tim Universitas Muhammadiyah Malang dan stakeholder terkait atas komitmen dan partisipasi aktif dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat pertanian di Kabupaten Tabanan, khususnya di Subak Bengkel.

“Melalui momentum ini, saya berharap Demonstration Site di Subak Bengkel menjadi momen berharga dengan rekognisi internasional, bukan hanya sebagai lokasi pengembangan dan pemeliharaan air, tetapi juga sebagai pusat pengkajian pelestarian budaya subak, pelestarian ekologi, dan penerapan teknologi ramah lingkungan untuk menghasilkan pangan yang berkualitas,” ujar Sanjaya.

Baca Juga:  Ditarget Rampung 11 Agustus, 'Booster' Kedua Nakes Dimulai Kamis Besok

Pimpinan Tinggi UNESCO, Rahmah Ellfithri, Chief of Section for Capacity Development and Water Family Coordination, UNESCO, menyampaikan ucapan selamat kepada Subak Tabanan yang telah berhasil menjadi salah satu UNESCO Ecohydrology Demonstration Sites. Dia juga mengapresiasi kekompakan semua pihak, baik dari UMM yang memberikan dukungan saintifik, maupun dari Bupati Tabanan dan Pemerintah Kabupaten Tabanan yang mendukung implementasi metodologi ini.

Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Profesor Doktor Nazaruddin Malik, SE., M.Si, mengucapkan terima kasih kepada Bupati Tabanan atas kesempatan yang diberikan kepada UMM dalam melaksanakan salah satu program unggulannya yaitu Center of Excellence bersama dengan penasehat dari UNESCO.

Baca Juga:  Larangan Promo Hotel saat Nyepi, Dinas Pariwisata Bali Minta Jaga Esensi Kesakralan

“Salah satu pilihan kita adalah di Subak water system Desa Bengkel karena Tabanan dikenal sebagai lumbung padi, tidak hanya di Bali tetapi juga secara nasional. Dengan menjaga lingkungan air yang baik melalui sistem tata kelola berbasis subak yang diintrodusir menggunakan teknologi, kita berharap ini menjadi pelajaran dan menarik minat masyarakat khususnya anak muda untuk menjadi pelopor dalam membangun tanah Indonesia dengan kembali ke gaya lokal kita yang kokoh dan luhung,” ujar Nazaruddin Malik.

Pengakuan dari UNESCO ini menjadi bukti nyata bahwa upaya pelestarian budaya lokal dan penerapan teknologi modern dapat berjalan beriringan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di sektor pertanian. Sanjaya berharap, ke depannya lebih banyak masyarakat Tabanan khususnya generasi muda tetap menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar, sehingga budaya subak sebagai dasar pertanian di Bali tetap lestari sebagai warisan budaya adiluhung.(den/ub)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments