Senin, Maret 10, 2025
BerandaNewsTahun 2025, 20 Persen Warga di ASEAN Gunakan Kendaraan Listrik 

Tahun 2025, 20 Persen Warga di ASEAN Gunakan Kendaraan Listrik 

UPDATEBALI.com, DENPASAR – Badan Energi Internasional (International Energy Agency) memperkirakan tahun 2025 orang menggunakan kendaraan listrik di ASEAN mencapai 20 persen. Jumlah ini diprediksi akan meningkat, karena ada potensi pertumbuhan yang lebih besar mengingat total populasi kawasan lebih dari 680 juta orang yang merupakan kelas menengah.

Pernyataan ini disampaikan General Manajer (GM) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Pusdiklat Rio Adrianto pada pressconfrence disela-sela Simposium Heads of ASEAN Power Utilities/Authorities (HAPUA) – Japan Electric Power Information Centre (JEPIC), di Sanur, Denpasar,  Bali, Rabu (23/11/2022). 

Pada press confrence yang juga dihadiri lima negara tersebut Jepang Mr. Nara Nagatoshi, Cambodia, Mr. Oum Piseth, Malaysia Mr. Muhammad Suhaeri, Filipina Mr. Anthony Agoncillo dasn Thailand Mr. Natapon Rong Sri Yem, terungkap semua negara di ASEAN siap mendukung energi bersih terbarukan melalui penggunaan kendaraan listrik.

“Kami semua mendukung dan siapk bekerja sama untuk menciptakan iklim bebas emisi,” jelasnya dengan Bahasanya masing-masing.  

Menurut Rio Adrianto didampingi EVP HTD Dedi Budi Utomo menyebutkan hal ini merupakan peluang bagi sektor ketenagalistrikan untuk menyusun strategi guna meraih pasar potensial sekaligus berkontribusi terhadap penurunan efek rumah kaca.

“Kita perlu mengejar pemahaman yang lebih dalam tentang kendaraan listrik yang meliputi infrastruktur pengisian daya, dan teknologi seperti DX dan hidrogen.Tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh utilitas juga penting. Ini akan memberi sudut pandang lain untuk mengembangkan pasar Electric Vehicles (EV),” jelasnya.

Dijelaskan pula PLN memahami bahwa anggota HAPUA dan JEPIC perlu belajar satu sama lain, memperkuat komunitas, dan bekerjasama mencapai net zero emission. Oleh sebab itu menjadi suatu kehormatan bagi PLN menjadi tuan rumah Simposium HAPUA-JEPIC 2022 yang digelar di Bali pada 23-24 November 2022. 

Simposium mengusung tema “Percepatan Kendaraan Listrik Menuju Net Zero Emission”karena PLN dan sektor kelistrikan global saat ini bekerja keras untuk mengurangi emisi gas karbon atau efek rumah kaca guna mengantisipasi perubahan iklim yang ekstrim/ rusaknya ekosistem dan tantangan lingkungan menampilkan pembicara dari 4 negara anggota HAPUA yang mengirimkan delegasi dan pembicara diantaranya PLN (Indonesia), TNB dan SEB (Malaysia), EGAT dan MEA (Thailand), Manila Electric Company/MERALCO (Filipina), Khusus EDC Kamboja dan SESB Malaysia, hanya mengirimkan delegasi.

JEPIC adalah Japan Electric Power Information Centre. Dari Jepang, yang menjadi speaker selain JEPIC ada Tokyo Electric Power Company Holdings, Inc (TEPCO), Chugoku Electric Power Group, dan Tohoku Electric Power.  Dalam symposium ini HAPUA dan JEPIC menjalin kerja sama untuk saling berbagi ilmu dan pengembangan terkait penyediaan tenaga listrik, perencanaan pembangunan, pengoperasian & pemeliharaan sarana ketenagalistrikan.

“Kerja sama ini menjadi semakin penting belakangan ini karena sektor ketenagalistrikan dihadapkan pada isu lingkungan sekaligus dituntut untuk menyediakan pasokan listrik yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan,” tegas Rio Adrianto.

Untuk mencapai misi tersebut dengan mendorong pengembangan teknologi dan menciptakan ekosistem Green Electricity.

Saat ini, negara-negara di dunia untuk diversifikasi rantai pasokan yang dikombinasikan dengan dorongan untuk mengadopsi teknologi hijau telah membuka peluang bagi produksi EV untuk diambil, terutama di Asia Tenggara.

Oleh sebab itu, kata Rio Adrianto kita perlu mengejar pemahaman yang lebih dalam tentang kendaraan listrik yang meliputi infrastruktur pengisian daya, dan teknologi seperti DX dan hidrogen.Tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh utilitas juga penting. Ini akan memberi sudut pandang lain untuk mengembangkan pasar EV.

Dijelaskan pula, PLN memahami bahwa anggota HAPUA dan JEPIC perlu belajar satu sama lain, memperkuat komunitas, dan bekerjasama mencapai net zero emission.

“Saya yakin ilmu dan pengalaman pembicara sangat berguna bagi kita untuk mendapatkan wawasan bagaimana mengakselerasi bisnis kendaraan listrik dipandu moderator yang kompeten,” jelasnya.

Pihaknya yakin diskusi selama 2 hari dapat memperkaya pemahaman bersama, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan strategi lebih lanjut menuju net zero emission.

Baca Juga:  Imigrasi Denpasar Periksa WNA Rusia Foto Tanpa Busana di Area Pura

Rio Adrianto menambahkan untuk penyelenggara event secara hybrid ini adalah PLN Pusdiklat bersama HTD PLN Pusat. Selain PLN Holding, PLN Group yang hadir secara offline adalah PLN Icon Plus sebagai sub holding beyond KwH dan sub holding atau anak Perusahaan lainnya.

Acara tetap dapat diikuti melalui Zoom dan Youtube. Untuk link Youtube dapat diakses pada link: . Sejumlah Dosen dan Mahasiswa dari 10 Perguruan Tinggi terpilih ikut diundang untuk belajar dan berkontribusi. 

Yang pasti dengan rencana besar ini, PLN sebagai pemasok listrik sudah mempersiapkan SDM, sarana dan prasarana dan tentu akan memberi dampak positif bagi peningkatan pendapatan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan masyarakat mempergunakan kendaraan listrik. 

“Kita sudah siapkan semuanya, mudah-mudahan didukung dengan regulasi. Karena semua itu tidak hanya cukup PLN tapi masih ada pihak-pihak lain berperan didalamnya.

Saat ini di bali ada Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Fast Charging ada 21 unit di 15 lokasi, sedangkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging 66 unit yang senpat diperuntukkan untuk G20 ditambah dengan 200 home charging. (yan/ub)   

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments