Kamis, April 24, 2025
BerandaBaliSubak Se-Kabupaten Buleleng Diajak Berdiskusi Untuk Serap Aspirasi

Subak Se-Kabupaten Buleleng Diajak Berdiskusi Untuk Serap Aspirasi

UPDATEBALI.com, BULELENG – Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Buleleng melaksanakan acara fokus grup diskusi (FGD) bersama komunitas Subak Se-Kabupaten Buleleng, guna menampung permasalahan serta mencari solusi terkait pertanian, yang berlangsung di Desa Tukad Mungga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, pada Minggu (31/6/2022).

Dalam acara yang bertema BMI Peduli Untuk Mewujudkan Buleleng Mandiri Pangan Yang Berkelanjutan itu menghadirkan beberapa narasumber yakni Ketua BMI Buleleng Dr.dr Ketut Putra Sedana, S.p.,OG., Ketua HKTI Bali Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc.MMA, Praktisi Pertanian Nengah Suparna, dan Anggota Fraksi PDI-Perjuangan DPRD Kabupaten Buleleng Dewa Gede Sugiharto.

dr Ketut Putra Sedana pria yang lebih akrab disapa dr Caput menjelaskan diskusi yang dilakukan bersama komunitas Subak Se-Kabupaten Buleleng itu digagas langsung BMI Buleleng sebagai wujud kepeduliannya dengan kesejahteraan para petani khususnya di Kabupaten Buleleng. Menurutnya, jika para petani merupakan kelompok yang sangat mulia, sebab apabila tidak ada petani maka kebutuhan pangan masyarakat disetiap harinya tidak akan bisa terpenuhi dengan baik.

Baca Juga:  Pertamina Temukan Sumber Gas di Lepas Pantai Balikpapan

“Saya yakin dengan kita bertemu langsung dengan para petani maka bisa merangkum apa yang menjadi permasalahannya, lalu kita temukan solusinya dan segala rakuman ini nanti sebagai wujud aspirasi dari petani Buleleng yang akan dibawa ke legislatif sebagai bahan untuk dikaji. Sehingga akan muncul kebijakan sesuai permasalahan yang ada serta kebutuhan daripada para petani,” papar dr Caput.

Sementara itu, Ketua HKTI Bali Gede Sedana mengatakan bahwa solusi untuk mensejahterakan para petani adalah bagaimana kita melihat permasalahan-permasalahan petani dari hulu hingga hilir. Seperti misalnya jika di hulu harus disediakan alat pertanian serta pendukung lainnya maka sudah bisa dilakukan melalui bansos-bansos.

Namun menurut Sedana solusinya tidak hanya sampai disitu saja. Sebab setelah dihulu bisa terpenuhi maka proses selanjutnya ada di proses produksi. Tahapan itu harus didukung dengan adanya teknologi yang digunakan agar produktivitas lahan dan tanaman bisa meningkat. Kemudian proses terakhir atau di hilir adalah hal-hal yang sangat sering menjadi keluhan petani yakni persoalan harga.

Baca Juga:  STOP Kekerasan pada Perempuan dan Anak! Layanan SAPA 129 Launching di Provinsi Bali

“Saat bicara hilir maka letaknya di keluhan petani yakni pada saat produksi mereka tinggi harga justru turun. Nah disinilah peran pemerintah sangat penting misalnya harus memproteksi harga produk-produk yang memang itu menjadi sumber pokok dan mempengaruhi masyarakat banyak,” ungkapnya.

Selanjutnya, Dewa Gede Sugiharto selaku wakil rakyat mengaku sangat mendukung sekali kegiatan-kegiatan khususnya di bidang pertanian. Sebab dengan adanya kegiatan seperti ini bisa mengetahui sejak dini apa yang menjadi permasalahan di masing-masing subak dan sebisa mungkin melakukan antisipasi awal.

“Saya sangat mendukung sekali, apalagi kita juga punya DPR-RI Drs I Made Urip M.Si yang sangat getol sekali untuk para petani kita yang ada di Bali, bahkan hampir semua sudah tersentuh dalam hal bantuan pertanian baik Desa, Kecamatan, bahkan Kabupaten/Kota yang ada di Bali,” ucapnya.

Baca Juga:  Erick Thohir Jawab Keluhan Petani Sawit Riau Lewat Program Makmur

Saat disinggung soal solusi teekait masalah pertanian di hilir, anggota DPRD sekaligus Wakil Ketua BMI Buleleng ini mengatakan jika hal itu masih menjadi pekerjaan rumah yang harus benar-benar dikerjakan bersama-sama khusus di pemasaran hasil produksi petani. Meski demikian pihaknya tetap berharap eksekutif melalui perusahaan daerah yang ada bisa menangani permasalahan pasca produksi. Sehingga semua hasil produksi petani bisa terserap maksimal dan petani menjadi lebih sejahtera.

“Kita turun bertemu dengan petani atau kelompok subak kita selalu menggandeng instansi bersangkutan seperti Dinas Pertanian, Dinas Koperasi, dan Dinas Ketahanan Pangan, dan Perikanan. Itu semua bertujuan agar bagaimana hasil pertanian bisa terserap masiksmal,” tandas Sugiharto. (diana/ub)

BERITA TERKAIT

Most Popular

Recent Comments