UPDATEBALI.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dengan kuat, didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga. Hal ini memungkinkan sektor keuangan untuk menghadapi potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Arah kebijakan OJK tahun 2024 disampaikan dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) yang dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo. Selama acara tersebut, OJK juga meluncurkan Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI).
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengapresiasi OJK dan kerja sama seluruh pihak dalam memajukan dan mewujudkan resiliensi industri jasa keuangan Indonesia. Dia juga menekankan pentingnya belajar dari krisis keuangan di masa lalu, menjaga industri jasa keuangan dan perekonomian, meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, serta mendukung pembiayaan UMKM dan keuangan berkelanjutan.
“Saya mengapresiasi penyempurnaan taksonomi berkelanjutan Indonesia yang diluncurkan oleh Ketua OJK sehingga inisiatif keuangan hijau bisa menyeimbangkan aspek ekonomi, lingkungan, dan inklusivitas. Terima kasih atas dedikasi dan kerja keras OJK dalam memajukan sektor keuangan,” ucap Presiden.
OJK menilai ketidakpastian perekonomian global mulai menurun, namun masih terjadi divergensi pemulihan antarnegara. Indikator ekonomi menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang moderat di beberapa negara, khususnya di Uni Eropa dan Tiongkok. Perlambatan pertumbuhan ekonomi mendorong inflasi turun mendekati target, memberikan ruang bagi bank sentral untuk lebih akomodatif.
Pasar masih mencermati perkembangan geopolitik di masa mendatang, seperti eskalasi ketegangan di Laut Merah akibat konflik Timur Tengah, serta penyelenggaraan pemilihan umum di beberapa negara utama seperti AS, Uni Eropa, India, dan Taiwan.
Secara umum, sentimen di pasar keuangan global cenderung positif, didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga dan perkiraan soft landing di AS. Di Indonesia, pasar saham dan obligasi masih menunjukkan penguatan meskipun ada perlambatan ekonomi global.
Industri perbankan Indonesia tetap resilient dan berdaya saing, didukung oleh tingkat profitabilitas yang baik dan permodalan yang relatif tinggi. Mencermati tantangan dan peluang yang dihadapi, serta kebijakan-kebijakan yang akan diambil, OJK optimis tren positif kinerja sektor keuangan akan berlanjut. (yud/ub)