Jumat, April 25, 2025
BerandaHiburanSatrio Welang Luncurkan Video Art 'Luminosa' dan Parfum Puisi Kedua

Satrio Welang Luncurkan Video Art ‘Luminosa’ dan Parfum Puisi Kedua

UPDATEBALI.com, JAKARTA – Seniman teater dan penulis puisi Moch Satrio Welang kembali hadir dengan karya terbaru berupa video art berjudul ‘Luminosa’, menandai peluncuran parfum puisinya yang kedua. Peluncuran ini dilakukan melalui kanal YouTube-nya, @mochsatriowelang, dan menggandeng banyak seniman berbakat untuk menyempurnakan proyek ini.

Setelah sukses dengan parfum puisi pertamanya, The Poetry by Satrio Welang, kali ini Luminosa hadir sebagai bentuk ekspresi artistiknya dalam format video art. Video berdurasi 4 menit ini menampilkan potongan-potongan puisi yang ditulis Satrio sejak tahun 2009 hingga 2023, dengan tema cinta dan luka dalam kehidupan yang sarat dengan dimensi kemanusiaan.

Parfum Puisi Luminosa

Parfum puisi Luminosa dikemas dalam botol hitam dengan ukiran seni batik emas, disertai empat puisi terbaru karya Satrio Welang yang ditulis sepanjang tahun 2023. Puisi-puisi tersebut berjudul ‘Burung-Burung di Langit Merah’, ‘Anak yang Memeluk Matahari’, ‘Negeri Puisi’, dan ‘Surat yang Tak Pernah Kaubaca’. Kesemuanya masih bertemakan kritik sosial, kemanusiaan, dan kematian yang menjadi sumber inspirasinya.

Baca Juga:  Coklit Pilkada 2024, KPU Denpasar Terjunkan 1.941 Petugas Pantarlih

“Luminosa berarti cahaya,” kata Satrio Welang. “Puisi sebagai salah satu karya sastra diharapkan mampu menjadi penerang kala kita tersesat dalam gelap, berjibaku memburu kesejatian dan upaya mengeksplorasi nilai kehidupan.” Parfum ini memiliki aroma bunga dan tetumbuhan yang didominasi oleh citrus segar, menambah kesan elegan dan mewah.

Video Art ‘Luminosa’

Video art ‘Luminosa’ disutradarai secara artistik oleh Legu Adi Wiguna dari Quito Art Studio dan mengusung tema Art Luxury Elegant. Video ini tetap menggunakan topeng Sekartaji yang ikonik dalam setiap penampilan teatrikal Satrio Welang. Proses penyuntingan video dikerjakan oleh seniman muda, Eka Widya Putra, pemenang piala ‘Film Terbaik’ Sawma Movie Awards 2017.

Baca Juga:  20 Salespeople Honda dari Bali Raih Penghargaan dalam Astra Motor Salespeople Convention 2023

Dalam kaitan project parfum puisi ini, Satrio Welang menyatakan, Parfum ini dapat dimaknai secara simbolik sebagai sebuah katarsis di zaman kini, di mana terlalu banyak hoax dan fitnah bertebaran. Tak jarang kita saling menyakiti. Mengumbar kebusukan demi kebusukan yang pada akhirnya tak sadar membuat mental generasi bangsa jatuh.

“Minder. Hanya berpangku tangan dan parahnya menjadi generasi yang kehilangan karakter. Kita perlu harumkan bumi tempat kita tinggal ini dengan spirit kreatif yang menjadi kendaraan terus melaju,” ucapnya pada 7 Juni 2024.

Baca Juga:  Sekda Adi Arnawa Hadiri Upacara Dewa Yadnya Ngenteg Linggih di Pura Dalem Sidan Desa Belok/Sidan

Inspirasi dan Misi Budaya

Satrio Welang juga menambahkan bahwa pengalamannya berkelana ke berbagai belahan dunia mengajarkannya pentingnya kepercayaan diri dan kebanggaan akan budaya. “Parfum ini dikemas dengan unsur artistik, semoga menjadi media komunikasi lintas bangsa bagi kawan-kawan saya yang ada di Eropa dan Amerika.”

Ia juga mengajak untuk menikmati hidup dalam gairah kreatifitas seni. “Waktu kita dalam hidup ini tidak banyak, lakukan apa yang ingin dilakukan. Nikmati hidup dalam gairah kreatifitas seni. Mari berselancar!”

Teater Sastra Welang sendiri baru saja meluncurkan Antologi Puisi Palestina se-Indonesia, ‘Burung-Burung di Langit Merah’, sebagai bentuk menyuarakan perlawanan terhadap penindasan dan polemik bertahun-tahun yang terjadi di Timur Tengah.(*/ub)

BERITA TERKAIT

Most Popular

Recent Comments