UPDATEBALI.com, DENPASAR – Sanggar Seni Bade Mas, Br. Baler Pasar, Desa Darmasaba, tampil memukau sebagai Duta Kabupaten Badung dalam Pagelaran Gamelan Inovatif di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI.
Acara ini berlangsung di Gedung Ksirarnawa, Art Centre, Denpasar, dengan persiapan selama kurang lebih tiga bulan.
Pagelaran yang disuguhkan oleh Sanggar Seni Bade Mas ini terdiri dari empat garapan dengan judul berbeda, dimainkan oleh 21 personil yang terdiri dari 2 gerong dan sisanya penabuh.
Penampilan pertama bertajuk “Jiwa Mukti” menggambarkan perjalanan hidup manusia seperti lautan tanpa tepi dan tanpa batas waktu. Setiap hembusan napas memiliki makna kemandirian dalam kehidupan, dengan tujuan akhir “Moksha”. Konseptor dari garapan ini adalah Bapak Wayan Mulyadi, yang dikenal sebagai “Pakyan Mul”. I Made Adi Suyoga Adnyana, salah satu komposer, menjelaskan bahwa “Jiwa Mukti” mengangkat proses mencapai tujuan hidup manusia.
Garapan kedua, “Gema Abyakta Dakara”, berpijak pada intelektual seniman karawitan pendahulu. Menurut Suyoga, karya ini menawarkan konsep-konsep unggul dari pemikiran pendahulu, yang menjadi dasar untuk mengembangkan konsep-konsep gegebug yang diaplikasikan.
“Perpaduan gegebug selonding dan pola kekendangan palegongan menjadi inti sari referensi dalam pengembangan karya ini,” tambah Suyoga.
Komposer Putu Diky Wahyu Arjaya mempersembahkan garapan ketiga, “Sundih Asih”. Karya ini mengajak pendengar untuk larut dalam nuansa kasih sayang orang tua terhadap anaknya.
“Sundih Asih berisi untaian melodi yang menggambarkan kelembutan kasih sayang seorang ibu dan ketegasan seorang ayah, serta dinamika yang dibangun sebagai ungkapan rasa terima kasih anak kepada orang tuanya,” jelas Diky.
Garapan terakhir berjudul “Kenang-Kunang”, dikomposeri oleh I Wayan Eka Widiadi Sucipta. “Kenang-Kunang” menggambarkan manusia unggul yang berada di tempat yang tepat untuk mendapatkan harkat martabatnya dan berguna di masyarakat.
“Garapan ini menceritakan bagaimana seseorang bisa memberikan rasa hormat kepada orang lain,” tambah Eka.
Keempat garapan dari pemuda Badung tersebut sukses memukau penonton di Panggung Ksirarnawa. Ketua Sanggar Bade Mas, Made Suanta, menyampaikan harapannya agar pemerintah terus menyediakan ruang bagi generasi muda untuk melestarikan dan berinovasi dalam kesenian Bali.
“Semoga ke depannya pemerintah tetap menyediakan ruang bagi anak-anak muda untuk melestarikan dan berinovasi terhadap kesenian yang ada di Bali,” tutup Suanta.(adv/ub)