UPDATEBALI.com, JEMBRANA – Rumah sakit umum (RSU) Negara menyiapkan ruangan khusus untuk pasien jiwa, terutama bagi para calon legislatif (caleg) yang mengalami depresi saat gagal menjadi dewan pasca pemilu 2024 mendatang.
Dari data yang diperoleh, jumlah caleg DPRD Jembrana sebanyak 363 caleg dari 17 partai politik (Parpol) bakal bersaing memperebutkan 35 kursi dewan. Dengan demikian, sebanyak 328 caleg akan tersisih alias gagal. Begitu pula sebanyak 46 caleg dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jembrana yang akan memperebutkan 4 kursi DPRD provinsi Bali. Sehingga akan menyisihkan 42 caleg yang gagal.
Spesialis Kedokteran jiwa dr Tri Oktin Windha, D. Sp KJ mengatakan, pihaknya menyiapkan ruangan khusus di ruang Flamboyan maupun di Puri Rahayu dengan dilengkapi 4 tempat tidur dan dilengkapi teralis. Sejatinya penanganan pasien jiwa di RSU Negara sudah ada sejak Oktober 2022 lalu.
“Di Puri Rahayu juga disiapkan satu ruangan dengan teralis itu untuk tahanan dan biasanya dijaga petugas kepolisian,” kata dr Windha didampingi Kabid Pelayanan Medik dan Kendali Mutu RSU Negara dr Gusti Ngurah Putu Adnyana, Rabu 29 November 2023.
Menurutnya, pasien dengan gangguan jiwa di Jembrana cenderung mengalami peningkatan. Bahkan, kata dia, setiap bulannya rata-rata ada 10 pasien yang dirawat dengan gangguan yang berbeda-beda. Hingga saat ini ada lebih dari 500 orang dengan gangguan jiwa berat di Jembrana.
Pembuatan ruangan khusus pasien jiwa di RSU Negara juga dikarenakan jarak antara Jembrana dengan rumah sakit jiwa (RSJ) Bangli cukup jauh. Sehingga RSU Negara melakukan langkah inovatif dengan membuat ruangan khusus pasien jiwa dan menambah dokter spesialis jiwa/psikiater. “Kini ada dua spesialis kedokteran jiwa,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, meningkatnya pasien jiwa setiap tahun tidak terlepas dari faktor biologis, psikologi, sosial, budaya, lingkungan, keluarga serta ekonomi. Pasca pandemi peningkatan pasien jiwa cukup banyak. Namun peningkatan dari tahun ke tahun komulatif.
Saat ini, lanjutnya, pasien jiwa yang dirawat dan masih bisa ditangani pasien dalam tahap depresi. Namun jika sudah gangguan jiwa berat dan sampai mengamuk serta membahayakan, akan langsung dirujuk ke RSJ Bangli.
“Ada satu pasien yang kami rawat dan kini sedang menjalani cuci darah. Karena biasanya kondisi fisik akan mempengaruhi psikis, demikian juga sebaliknya. Karena itu kita juga berusaha mencegah agar tidak sampai mengalami gangguan jiwa berat,” pungkasnya. (dik/ub)