UPDATEBALI.com, BULELENG – Sebanyak 1.300 ekor babi di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng mati mendadak. Peternak mengaku mengalami kerugian hingga akhirnya terpaksa menjual ternak babi yang masih hidup dengan harga murah.
Salah satu peternak babi di desa Bila, Wayan Darsana mengatakan rugi puluhan juta lantaran ternak babi miliknya mati berturut-turut sejak Maret hingga April 2023. Sehingga hal itu menyebabkan pria berusia 66 tahun tersebut terpaksa menjual sisa ternaknya dengan harga murah.
{bbbanner}
Lebih lanjut, Darsana menyampaikan sebelum peristiwa tersebut, babi miliknya sempat mogok makan hingga akhirnya mati. Hal itu pun diduga merupakan gejala virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika yang belakangan ini sering terjadi di Bali.
"Awalnya makannya lebih sedikit dari biasanya dan itu semakin sedikit, hingga akhirnya tidak mau makan," Ucap Wayan Darsana saat dikonfirmasi Selasa 2 Mei 2023.
Disamping itu, Perbekel Desa Bila Ketut Citarja Yudiarta membenarkan adanya ribuan babi yang mati tersebut. Dimana dalam sehari hampir 60 hingga 100 ekor babi mati sekaligus dan berturut-turut. Hal itu mengakibatkan para peternak mengalami kerugian puluhan juta.
Baca juga:
Nyaleg, Suwirta Mundur dari Jabatan Bupati
"Matinya itu bertahap. Tapi karena matinya drastis sekali, peternak terpaksa menjual murah babi yang masih ada," Jelas Perbekel Desa Bila Ketut Citarja Yudiarta.
Selain itu, Yudiarta menyebut ribuan ekor babi yang mati itu tidak hanya menimpa peternak desa saja, melainkan perusahaan babi PT. Anugerah Bersama Sukses (ABS) juga mengalami hal serupa.(dna/ub)