Senin, Maret 10, 2025
BerandaNewsPacu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Menkeu Sri Mulyani Resmikan Kongres AVA ke-24

Pacu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Menkeu Sri Mulyani Resmikan Kongres AVA ke-24

 

UPDATEBALI.com, BADUNG – Kementerian Keuangan selaku pembina profesi penilai terus berupaya untuk mengakselerasi profesionalisme penilai agar menjadi pemacu pertumbuhan ekonomi dengan memegang Presidensi ASEAN Valuers Association (AVA) Tahun 2021 – 2022 dan menyelenggarakan The 24th AVA Congress Tahun 2022 sebagai forum untuk membangun sinergi dan komunikasi profesi penilai di kawasan ASEAN. 

Kongres AVA ini dihadiri oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani, Nufransa Wira Bakti, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengawasan Pajak, Muhammad A Muttaqin selaku Acting President AVA, Ketua Umum Dewan Pengurus MAPPI (masyarakat profesi penilai indonesia) serta para delegasi ASEAN yang diselenggarakan pada tanggal 22-24 November 2022 di Nusa Dua, Bali, dengan tema pada kongres ini adalah “Emerging Stronger: Valuation for Strong Recovery and Sustainable Future”. 

Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam sambutannya mengatakan, Presidensi Indonesia dalam The 24th AVA Congress tahun ini berlangsung bersamaan dengan Presidensi G20. Oleh karena itu, perlu dibahas lebih jauh mengenai kontribusi AVA dalam rangka pemulihan bersama untuk menjadi lebih kuat (recover together, recover stronger), termasuk didalamnya pemulihan kondisi ekonomi dunia.

“AVA sebagai manifestasi peran profesi penilai pada negara anggota ASEAN memegang nilai yang sejalan dengan ASEAN dalam berkontribusi bagi kesejahteraan dan perdamaian dunia. Sinergi dan kebersamaan merupakan nilai yang dapat mendukung kerja sama yang saling menguntungkan. Dukungan dengan dasar saling menghargai, riset, kolaborasi, pendidikan, serta penguatan institusi untuk mendukung profesi penilai sebagai penggerak ekonomi negara harus menjadi bagian penting dalam kerja sama yang terjalin,” ujar Sri Mulyani saat memberikan sambutan melalui video conference, Rabu (23/11/2022). 

Melalui kongres ini Menkeu berharap para anggota AVA dapat membangun proses yang transparan dan good corporate governance ketika penilai terlibat dalam suatu proyek karena peran penilai akan sangat penting dalam mengevaluasi dan memitigasi risiko. Apabila governance tidak baik dan evaluasi risiko tidak tepat, maka dapat menimbulkan krisis keuangan.  

"Ke depan diharapkan akan semakin terbuka peluang penilai Indonesia untuk berkecimpung di dunia internasional serta memperlihatkan berbagai potensi yang dimiliki Indonesia, sehingga diharapkan dapat mendatangkan peluang pendapatan melalui pariwisata maupun aliran dana investasi," harapnya. 

Firmansyah N. Nazaroedin selaku Presiden Asosiasi Penilai ASEAN (AVA) mengatakan, sejak didirikan pada tahun 1981, AVA telah berkontribusi dalam mempromosikan peraturan, standar, dan teknik penilaian yang diadopsi oleh para penilai di seluruh Asia Tenggara.

Bercermin pada pengalaman monumental ini dan perlunya tindakan kolektif di antara para penilai ASEAN, Indonesia mengangkat ‘Emerging Stronger, Valuation for Strong Recovery and Sustainable Future’ sebagai tagline Pertemuan Kongres AVA ke-24. Tema tersebut menggemakan semangat yang sama dari KTT G20 Indonesia 2022 – ‘Pulihkan Bersama, Pulih Lebih Kuat’. 

"Kami yakin negara-negara anggota AVA akan bangkit bersama dan bersiap menghadapi pasca-Covid-19, dengan menyusun strategi canggih dan model operasional untuk berkembang dalam normal baru," kata Firmansyah N. Nazaroedin.

"Kami juga menantikan pertemuan yang luar biasa dengan semua delegasi, peserta, pakar, dan profesional dalam acara Road to AVA dan Pertemuan Kongres AVA ke-24," ucapnya lagi.

Nufransa Wira Bakti menambahkan, penyelenggaraan AVA di Indonesia merupakan pelaksanaan AVA Congress yang ke 5 yang diselenggarakan di Indonesia, setelah sebelumnya dilaksanakan di Kamboja secara virtual.

"Kongres AVA dilaksanakan selama tiga hari dengan beberapa agenda di antaranya Governing Council yang membahas mengenai konteks kebijakan organisasi dan arah pengembangan AVA, Country Presentation berisi perkembangan negara anggota AVA, Regulatory Framework terkait dengan regulasi profesi serta seminar dan diskusi yang mengetengahkan materi terkait dengan Environtmental Social Governance (ESG) dan teknis penilaian mesin dan peralatan," tambah Nufransa Wira Bakti.(den/ub)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments