Senin, Maret 10, 2025
BerandaGaya hidupMemiliki Gen Kolesterol dan Hipertensi, Berisiko Terkena Penyakit Alzheimer

Memiliki Gen Kolesterol dan Hipertensi, Berisiko Terkena Penyakit Alzheimer

 

UPDATEBALI.com, JAKARTA – Orang-orang dengan gen yang membuat lebih cenderung memiliki kolesterol (HDL) tinggi dan tekanan darah tinggi berisiko lebih besar terkena penyakit Alzheimer, menurut sebuah studi baru dalam jurnal JAMA Network Open.

Untuk keperluan studi, para peneliti seperti disiarkan WebMD, Kamis 18 Mei 2023 menggunakan data dari 39.106 orang dengan Alzheimer dan 401.577 orang lainnya yang tidak dan digunakan untuk perbandingan dalam analisis.

Baca Juga:  Penguatan Petugas Penanggulangan HIV/Aids dan TB, Wabup Suiasa Motivasi Petugas Tingkatkan Dedikasi dan Loyalitas

DNA yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari European Alzheimer & Dementia Biobank, yang mencakup data dari orang-orang di 11 negara Eropa.

Para penulis studi mengakui kurangnya keragaman di antara orang-orang dalam penelitian tersebut membatasi temuan tersebut.

Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum. Menurut Mayo Clinic, otak pasien Alzheimer menyusut dan sel-sel otaknya mati.

Baca Juga:  Peringati Hari Kesehatan Gigi dan Mulut, HMKG FK Unud Gelar Kegiatan WOHD 2023

Kemunduran yang terus-menerus memengaruhi pemikiran, perilaku, keterampilan sosial, dan kemampuan untuk berfungsi secara mandiri.

Para peneliti di seluruh dunia bekerja untuk mengungkap penyebab demensia, dan banyak penelitian telah mengaitkan penyakit progresif dengan genetika dan gaya hidup yang dapat dimodifikasi.

Ahli Alzheimer di University of Texas Sudha Seshadri, MD, yang tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan penelitian ini berdasarkan konteks kebutuhannya sendiri.

Baca Juga:  Simak Ini Kecanggihan Samsung Galaxy Tab A7 Lite Versi WiFi

Menurut dia, fakta HDL yang lebih tinggi, meningkatkan beberapa kekhawatiran tentang demensia.

Kolesterol HDL yang lebih tinggi dapat melindungi orang dari masalah jantung, dan pada gilirannya mereka hidup lebih lama dengan lebih banyak waktu untuk berkembangnya demensia.

“Ini penelitian yang perlu direplikasi dan dipahami dengan lebih baik. Ini tentu menarik. Tapi itu hanya satu informasi,” kata dia kepada CNN. (ub/antara)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments