UPDATEBALI.com, BULELENG – Kasus demam berdarah (DB) di wilayah Kabupaten Buleleng akhirnya mengalami penurunan. Meski demikian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Buleleng, tetap mengantisipasi dengan melakukan pencegahan.
Berdasarkan data dari Dinkes Kabupaten Buleleng, tercatat hingga pertengahan Desember 2022 total kasus DB ini hanya ada sekitar 821 kasus. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, dr Sucipto mengatakan bahwa angka tersebut sudah turun drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana pada 2020 total kasus DB ini mencapai 3.402 kasus dan pada 2021 hanya sekitar 1.023 kasus.
"Kasus DB 2022 memang sudah terjadi penurunan dibandingkan dua tahun sebelumnya. Tapi karena perubahan cuaca tidak menutup kemungkinan DB bisa terjadi. Jadi kita tetap lalukan pencegahan, baik berupa penyuluhan maupun fogging," ucap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, dr Sucipto.
{bbbanner}
Selanjutnya, untuk terus menurunkan angka kasus DB ini Kadis Sucipto menyebut pada 2023 mendatang pihaknya akan menggunakan program walbasing yakni penerapan teknologi Wolbachia yang merupakan hasil riset atau penelitian dilakukan World Mosquito Program (WMP) bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dan yayasan Tahija.
"Kebetulan di 2023 kita akan mendapatkan program itu (Walbasing) mudah-mudahan semuanya berjalan lancar, tapi nanti kami lakukan sosialisasi dulu, karena kita juga harus memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat," sebut dr Sucipto.
Sementara itu, meskipun tingkat kasus DB di Kabupaten Buleleng ini telah mengalami penurunan, namun pihaknya tetap memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tetap melakukan gerakan manusia hidup bersinar sehat (Germas).(diana/ub)
