UPDATEBALI.com, TABANAN – Aksi tukar sampah plastik dengan barang-barang yang dibutuhkan seperti beras, minyak goreng dan lainnya rupanya sudah banyak dilakoni oleh masyarakat.
Alasannya, selain sebagai media edukasi peduli akan lingkungan, aksi ini juga sangat direspon positif oleh masyarakat.
Seperti yang dilakukan generasi muda yang tergabung dalam St. Canthi Wahana Banjar Adat Galiukir, desa Kebon Padangan, kecamatan Pupuan, kabupaten Tabanan melalui program "Ten Wenten Sampah Plastaik?".
Program ini pun dilakukan secara berkala setiap hari Minggu.
Anggota St. Canthi Wahana yang juga pelaksana program kegiatan, I Nyoman Ananda menjelaskan, dalam program ini sampah plastik bisa ditukarkan dengan sejumlah barang yang telah disediakan seperti detergent pencuci pakaian, minyak goreng, detergent pembersih alat-alat dapur, serta shampo.
Tentunya penukaran ini dilekukan berdasarkan klasifikasi alat tukar untuk memudahkan penukaran sampah disesuaikan dengan harga beli alat tukar.
"Misalnya saja untuk bisa dapat minyak goreng, masyarakat harus menukarkan satu kilo sampah dengan model sampah seratus persen botol plastik, sekilo sampah dengan model tujuh puluh persen sampah botol plastik mendapat detergent pencuci pakaian, sekilo sampah dengan model lima puluh persen botol plastik mendapat detergent pencuci alat-alat dapur, sekilo sampah nol persen botol plastik mendapatkan shampoo. Karena kami tidak hanya menerima botol plastik, tetapi segala bentuk sampah plastik,”tutupnya.
{bbbanner}
Menurutnya, program ini diharapkan bisa menjaga kebersihan lingkungan, selain juga masyarakat Galiukir merasa sampah-sampah sebelumnya yang tidak memiliki nilai pada akhirnya memiliki nilai tukar yang berguna dan bermanfaat bagi kebutuhan sehari-hari.
Apalagi program ini juga mendapat dukungan penuh oleh Pemerintah Desa maupun Desa Adat setempat.
Sementara itu Ketua St. Canthi Wahana, I Made Raidika Yasa menambahkan, sejatinya program "Ten Wenten Sampah Plastik?" ini telah direncanakan sejak dua bulan lalu namun baru dapat terselenggara Minggu kemarin.
Dimana untuk sampah plastik yang terkumpul ini nantinya akan dibakar ditungku pembakaran sampah yang berada di Tempat Pembuangan Sampah desa adat Galiukir, sedangkan sampah botol plastik akan dijual dan keuntungan dari penjualannya akan digunakan kembali untuk pengelolaan program.
“Ini merupakan suatu gerakan untuk mengupayakan kebiasaan masyarakat lebih tepatnya rumah tangga khususnya di Galiukir memulai membudayakan memilah antara sampah plastik dan organik,”jelasnya.
Mekanisme penukaran sampah plastik yaitu dengan cara, masing masing rumah tangga membawa sampah plastik yang terkumpul dirumah untuk ditukarkan di area bank sampah Galiukir yang berada di parkir lapangan serbaguna Desa Adat Galiukir tepatnya di depan gedung bumdes. (tia/ub)