UPDATEBALI.com, BANGLI – Bertepatan dengan hari raya Banyupinaruh, sehari setelah Hari Raya Saraswati, masyarakat ramai hindu datangi tempat penglukatan. Seperti tempat melukat di Pura Taman Pecampuhan, Desa Pakraman Sala, Desa Abuan, Susut, Bangli pada Minggu (23/10/2022).
Sejak pagi masyarakat sudah mulai berdatangan untuk melaksanakan ritual melukat yang di dominasi oleh anak anak sekolah. Untuk prosesi melukat para pemedek langsung dituntun oleh Jro Mangku dan pecalang setempat.
Bendesa Desa Adat Sala, I Wayan Subagia mengatakan, karena sekarang musim penghujan pemedek yang datang tidak seramai biasanya, berkisaran delapan ratusan orang yang biasanya mencapai seribua orang lebih.
Di tambahkan untuk prosesi penglukatan di pura pecampuhan sala, di awali dengan menghaturkan piuning, yang bertujuan untuk memohon kepada Ida Bhatara atau Tuhan yang Maha Esa agar berkenan memberikan kekuatan pada air/tirta yang akan digunakan untuk melaksanakan ritual melukat, serta memohon kelacaran disetiap rangkian melukat. Setelah maturpiuning, dilanjutkan dengan proses mesiram atau mandi di tiga lokasi yaitu, Pecampuhan , Pesiraman Dedari dan Gerojogan Pasraman Tan Hana.
Di Pura Taman Pacampuhan Sala juga dilengkapi dengan fasilitas loker pakaian dan ruang ganti pakaian, dan kain untuk para pengunjung tidak membawa perlengkapan sembahyang.
"Tidak hanya itu, untuk keamanan selain pecalang juga di lengkapi dengan cctv," ucap Wayan Subagia.
Sementara itu Ketua MDA Kabupaten Bangli, I Ketut Kayana mengatakan, Hari raya Banyu pinaruh merupakan hari yang sangat baik untuk memohon air pengetahuan untuk membersihkan kotoran atau kegelapan pikiran yang melekat pada tubuh, menuju terjadi keseimbangan lahir dan batin, sehingga pengetahuan yang didapat ketika Hari Raya Saraswati, menjadi suci dan bersih.
"Pura Taman Pecampuhan Sala memang selalu dipadati oleh pemedek, begitu pula dengan hari libur. Baik untuk melakukan penglukatan ataupun hanya sekedar menikmati keasrian alam di Pura Pecampuhan Sala ini," tutur Ketut Kayana.(put/ub)
