Senin, Maret 10, 2025
BerandaBaliBadungPresiden Jokowi Buka Pertemuan Tingkat Tinggi World Water Forum ke-10

Presiden Jokowi Buka Pertemuan Tingkat Tinggi World Water Forum ke-10

UPDATEBALI.comBADUNGPresiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka Pertemuan Tingkat Tinggi atau High Level Meeting (HLM) World Water Forum ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, pada Senin, 20 Mei 2024.

Dalam pidato pembukaannya, Presiden Jokowi menekankan pentingnya forum air terbesar di dunia ini sebagai momentum bagi negara-negara untuk memperkuat aksi nyata dan komitmen bersama dalam manajemen sumber daya air yang terintegrasi.

“Ini untuk meneguhkan komitmen dan merumuskan aksi nyata terkait pengelolaan air inklusif dan berkelanjutan,” ujar Jokowi.

Presiden Jokowi menekankan bahwa air memegang peran vital bagi kehidupan manusia dan menyebutnya sebagai “the next oil” di masa depan. Dia juga mengingatkan bahwa kekurangan air dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen pada tahun 2050.

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Indonesia telah memperkuat infrastruktur air dengan membangun 42 bendungan, 1,18 juta hektare jaringan irigasi, merehabilitasi 4,3 juta hektare jaringan irigasi, dan membangun 2.156 kilometer pengendali banjir dan pengaman pantai. Selain itu, Indonesia juga telah memanfaatkan air untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, yang merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.

Baca Juga:  Presiden Jokowi Pastikan KTT ASEAN Siap Digelar

“Namun semua upaya ini tidak cukup. Persoalan air dan sanitasi akan semakin berat di masa mendatang. Upaya ini harus diperkokoh di tingkat global baik oleh negara, sektor swasta, maupun masyarakat madani. Forum Air Sedunia ke-10 ini menjadi langkah strategis melakukan aksi nyata dan komitmen bersama mewujudkan manajemen sumber daya air yang terintegrasi,” tegas Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menggarisbawahi tiga hal utama yang didorong oleh Indonesia dalam forum ini:
1. Meningkatkan prinsip solidaritas dan inklusifitas untuk mencapai solusi atas tantangan bersama, terutama bagi negara-negara pulau kecil yang mengalami kelangkaan air.
2. Memberdayakan hydro-diplomacy untuk kerja sama konkret dan inovatif sesuai kebutuhan negara penerima, serta mencegah persaingan dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas berdasarkan hukum internasional.
3. Memperkuat political leadership sebagai kunci dalam menyukseskan berbagai bentuk kerja sama menuju ketahanan air yang berkelanjutan.

Baca Juga:  Usai Kekalahan Laga Perdananya, Bali United Fokus Perbaiki Finishing

Indonesia juga mengangkat empat inisiatif baru: penetapan World Lake Day, pendirian Center of Excellence di Kawasan Asia Pasifik untuk ketahanan air dan iklim, tata kelola air yang berkelanjutan di negara-negara pulau kecil, dan penggalangan proyek-proyek air untuk memastikan komitmen politik kita menjadi aksi nyata.

“Air bukan sekadar produk alam tetapi produk kolaborasi yang saling menghubungkan dan mempersatukan kita. Preserving water is our collective responsibility,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden World Water Council, Loïc Fauchon, dalam sambutannya mendorong para kepala negara dan delegasi untuk memasukkan hak terhadap air ke dalam konstitusi, hukum, dan peraturan negara masing-masing. Hal ini menurutnya akan mempercepat terwujudnya keadilan untuk akses air dan sanitasi di seluruh dunia.

Baca Juga:  Penjabat Bupati Buleleng Lihadnyana Tekankan Netralitas Aparatur dan Tidak Terlibat Politik Praktis

Fauchon juga mengungkapkan rencana untuk memperkenalkan koalisi “Money for Water” pada konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mendatang, yang mencakup sub-kedaulatan dan pembatalan utang air (water debt) untuk negara-negara termiskin di dunia.

“Kami ingin memastikan bahwa sebagian besar pendanaan iklim pada dasarnya dikhususkan untuk air, termasuk air limbah,” ujarnya.

Menutup sambutannya, Fauchon menyerukan tindakan internasional untuk memastikan tata kelola yang lebih aktif dan terdesentralisasi berdasarkan kerja sama multilateral, serta memperkuat aturan mediasi untuk sungai, danau, dan DAS.

Sebagai hasil dari forum ini, akan disahkan Deklarasi Menteri yang mencakup tiga kepentingan nasional Indonesia: pengusulan Hari Danau Sedunia, pendirian Center of Excellence untuk ketahanan air dan iklim, serta pengelolaan sumber daya air yang terpadu pada pulau-pulau kecil.

Selain membuka Pertemuan Tingkat Tinggi, Presiden Jokowi juga dijadwalkan mengunjungi Tahura Ngurah Rai, Bali, bersama pemimpin negara dan delegasi World Water Forum ke-10.(den/ub)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments