UPDATEBALI.com, BULELENG – Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, mengumumkan dukungan penuh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng terhadap pemanfaatan Bandara Letkol Wisnu di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak untuk industri kedirgantaraan.
Pernyataan ini disampaikannya saat acara pemaparan kesiapan Pemkab Buleleng dalam pemanfaatan Bandara Letkol Wisnu untuk Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan di Ruang Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Jumat, 16 Februari 2024.
Pemkab Buleleng, bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) RI, dan PT. Dirgantara Indonesia, telah menandatangani Nota Kesepahaman Bersama (NKB) untuk mendukung pengembangan Bandara Letkol Wisnu sebagai pusat industri kedirgantaraan.
Lihadnyana menyatakan harapannya agar Bandara Letkol Wisnu dapat menjadi pintu masuk bagi pengunjung wisata domestik ke Pulau Bali. Dia juga berharap bandara ini dapat memenuhi standar pelatihan kedirgantaraan, seperti yang telah terjadi selama kerjasama Bandara Letkol Wisnu dengan Bali International Flight Academy (BIFA).
“Dukungan ini bukanlah sekadar harapan semata. Kita dapat menjadikannya sebagai suatu kepastian,” ujarnya.
Pj. Bupati Buleleng juga menjelaskan komitmen Pemkab Buleleng dalam mendukung kemudahan berinvestasi dan menjaga aksesibilitas Bandara Letkol Wisnu. Selain itu, langkah-langkah kolaboratif juga akan dilakukan untuk pengembangan lingkungan sekitar Bandara Letkol Wisnu dengan karakteristik khas Buleleng.
Di sisi lain, Deputi Bidang Perekonomian Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa pemerintah pusat sedang mengembangkan sektor industri kedirgantaraan di Bali, termasuk peletakan satu pusat kegiatan industri kedirgantaraan di Bali Utara.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antara Bali Utara dan Selatan, dengan tujuan menciptakan efek berganda pada ekonomi lokal, terutama di Kabupaten Buleleng.
Bandara Letkol Wisnu direncanakan tidak hanya untuk pelatihan kedirgantaraan, tetapi juga untuk mengembangkan wisata baru di Bali dengan pendaratan produk pesawat N219. Pesawat N219, yang 40 persennya berasal dari dalam negeri, telah dimodifikasi menjadi N219 Amfibi sehingga dapat mendarat di air. Rencananya, N219 Amfibi akan mendarat di Buleleng untuk memperkuat objek wisata di sekitarnya.
“Ini menunjukkan bahwa pengoperasian N219 tidak memerlukan bandara mahal, melainkan cukup dengan dasar air yang lebih ekonomis. Setelah penerbangan perdana ke Ibu Kota Negara Nusantara pada 17 Agustus 2024, kami merencanakan pendaratan di Buleleng,” tambah Widyasanti.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, harapan besar terletak pada transformasi Bandara Letkol Wisnu menjadi pusat industri kedirgantaraan yang berpengaruh bagi ekonomi dan pariwisata di Bali Utara, khususnya di Kabupaten Buleleng. (adv/ub)