UPDATEBALI.com, BULELENG – DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng kembali mengadakan lomba Barista Kopi dan Mixologi Arak Bali, yang kini telah memasuki penyelenggaraan keempat kalinya.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini kompetisi diarahkan khusus untuk kalangan pelajar SMK jurusan pariwisata serta peserta dari Lembaga Pelatihan Kerja (LPK).
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Bulan Bung Karno dan resmi dibuka oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Buleleng, Gede Supriatna, SH, bersama jajaran pengurus partai di LPK Panji Sakti Singaraja, Sabtu 24 Mei 2025.
Ketua panitia penyelenggara, I Wayan Parwa, menyampaikan bahwa saat ini lomba masih dalam tahap seleksi awal. Total peserta berjumlah 14 orang untuk kategori Barista Kopi Robusta dan 11 orang untuk Mixologi Arak Bali.
“Kita tengah menjaring perwakilan terbaik dari kabupaten. Nantinya, juara 1 dan 2 dari masing-masing kategori akan mewakili Buleleng ke tingkat provinsi,” jelasnya.
Meski jumlah peserta kali ini tidak sebanyak sebelumnya, Parwa tetap yakin akan muncul talenta muda potensial. Ia menambahkan bahwa tantangan tahun ini lebih besar karena fokus peserta dari kalangan pelajar baru.
“Kalau sebelumnya pesertanya profesional dan masyarakat umum, bisa sampai 40 orang. Sekarang kita fokuskan ke siswa SMK dan peserta LPK, jadi jumlahnya lebih terbatas,” tambahnya.
Sementara itu, Gede Supriatna menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari sejumlah kebijakan Pemerintah Provinsi Bali, seperti Pergub Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno, Pergub Nomor 99 Tahun 2018 terkait pemanfaatan produk lokal, serta Pergub Nomor 1 Tahun 2020 yang mengatur tata kelola minuman fermentasi tradisional Bali.
“Kompetisi ini adalah bentuk nyata dukungan terhadap produk lokal, termasuk kopi dan arak Bali. Kita ingin generasi muda mengenal dan mencintai produk daerahnya sendiri, sekaligus mencegah penyalahgunaan arak. Lewat ajang ini, kami harap akan lahir kreasi dan inovasi baru yang memiliki nilai ekonomis,” ujar politisi asal Tejakula itu.
Supriatna juga menambahkan bahwa ajang ini tidak semata sebagai wadah adu keterampilan, tetapi juga untuk mendorong tumbuhnya pelaku UMKM lokal. Buleleng, khususnya wilayah Tejakula dan Gerokgak, dikenal sebagai sentra penghasil kopi dan arak Bali yang memiliki banyak perajin serta petani lokal.
“Lewat lomba ini, kami ingin menunjukkan bahwa kopi dan arak bisa diolah menjadi produk bernilai jual tinggi, bukan hanya sekadar disajikan secara tradisional,” katanya.
Sebagai informasi, babak final lomba Barista Kopi dijadwalkan berlangsung di Tabanan pada 7 Juni, sementara final Mixologi Arak Bali akan digelar di Taman Bung Karno Singaraja pada 14 Juni mendatang.(*/ub)