UPDATEBALI.com, BANGLI – Sejumlah penyandang disabilitas yang tergabung dalam Yayasan Cahaya Mutiara Ubud menghadirkan inspirasi luar biasa dengan mengatasi tantangan kayuhan kursi roda di tanjakan curam antara Desa Kedisan dan Penelokan Kintamani, membentang sejauh 5 km, sembari membanggakan bendera Merah Putih.
“Ia ada sekitar sepuluh individu penyandang disabilitas yang memutuskan untuk mengatasi tantangan tanjakan sepanjang 5 km dengan menggunakan kursi roda, sambil dengan penuh kebanggaan membawa serta bendera Merah Putih yang akan dikibarkan di puncak Penelokan, Kintamani,” jelas I Wayan Damai, seorang pengurus dari Yayasan Cahaya Mutiara Ubud yang berada di Desa Kedisan, Bangli, pada hari Kamis.
Setelah mengarungi perjalanan menantang di tanjakan sejauh 5 km dengan membawa bendera Merah Putih, sekitar 45 penyandang disabilitas lainnya akan berkumpul di Penelokan, Kintamani, untuk menghadiri upacara pengibaran bendera nasional yang dibawa dari Desa Kedisan.
Sepuluh penyandang disabilitas tersebut akan saling bergantian membawa bendera Merah Putih dengan jarak sekitar 500 meter hingga mencapai puncak.
Menurut I Wayan Damai, ini merupakan peristiwa yang pertama kali terjadi di Bali, bahkan mungkin di seluruh Indonesia, di mana para penyandang disabilitas dengan semangat mengayuh kursi rodanya mampu menaklukkan tantangan tanjakan tajam sepanjang 5 km.
“Kegiatan ini memiliki tujuan penting untuk memberikan semangat kepada penyandang disabilitas agar terus melanjutkan usaha dan memberikan kontribusi nyata bagi diri mereka sendiri, lingkungan sekitar, dan masyarakat secara keseluruhan,” kata I Wayan Astaya, salah satu penyandang disabilitas yang menjadi pemimpin dalam estafet ini.
Dalam sambutannya, I Wayan Astaya menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk rasa syukur dan penghargaan terhadap para pahlawan yang telah mengorbankan segalanya, bahkan nyawa, untuk meraih kemerdekaan Republik Indonesia.
Kapolres Kintamani, Ruli Agus Susanto, merasa tersentuh oleh semangat yang ditunjukkan oleh para penyandang disabilitas di Bali yang mengayuh kursi rodanya untuk mengatasi tantangan tanjakan curam sepanjang 5 km antara Desa Kedisan dan Penelokan, Kintamani.
“Kami memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan mulia ini, sebagai bagian dari perayaan HUT ke-78 Kemerdekaan RI. Mengingat kondisi tanjakan yang sangat curam, kami mengharapkan agar peserta tidak memaksakan diri jika merasa tidak mampu,” ujar Kapolres Kintamani.
Kapolres Kintamani dan Danrem Bangli turut ambil bagian dalam acara ini, dengan melepas dan menyerahkan bendera Merah Putih kepada peserta estafet yang terdiri dari sepuluh penyandang disabilitas.
Dengan tantangan tanjakan sepanjang 5 km, diperkirakan para penyandang disabilitas akan mampu menempuh jarak tersebut dalam rentang waktu 1,5 hingga 2 jam. (ub/ant)