Senin, Maret 10, 2025
BerandaBaliPemprov Bali Percepat Vaksinasi PMK dengan 17 Ribu Dosis Pertama Masuk ke...

Pemprov Bali Percepat Vaksinasi PMK dengan 17 Ribu Dosis Pertama Masuk ke Pulau Dewata

UPDATEBALI.com, DENPASAR – Pemerintah Provinsi Bali mengambil langkah antisipasi untuk mencegah penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), yang kembali merebak sejak akhir 2024 di sejumlah provinsi seperti Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Beberapa langkah yang diambil antara lain intensifikasi edukasi, vaksinasi, dan penyemprotan (spraying) guna mengendalikan penyebaran virus.

Dalam rapat koordinasi yang berlangsung pada Rabu, 15 Januari 2025, di Ruang Rapat Sabha Utama Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada menyampaikan bahwa Pemprov Bali telah mengalokasikan 170 ribu dosis vaksin PMK untuk Bali, dengan 17 ribu dosis pertama telah diterima dan akan digunakan untuk vaksinasi pada bulan Januari ini.

Baca Juga:  Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Bali Berkolaborasi Luncurkan Website PIKBS

Sunada mengungkapkan, Bali memiliki pengalaman menangani PMK pada tahun 2022, dengan total 556 ekor sapi tertular. Berkat upaya cepat dan efisien, Bali berhasil mengatasi wabah tersebut dan meraih status zero case PMK pada 1 Agustus 2022. Hingga kini, belum ada laporan kasus PMK di Bali meskipun wabah tersebut kembali terjadi di provinsi lain.

“Sejak kasus PMK kembali merebak, kami terus meningkatkan kewaspadaan. Kami berharap dukungan dari pemerintah pusat dan masyarakat agar kasus seperti 2022 tidak terulang dan Bali bisa mempertahankan status zero case,” ujar Sunada.

Populasi hewan rentan PMK (HRP) di Bali pada 2024 mencatatkan 390.081 ekor sapi, 796 ekor kerbau, 41.498 ekor kambing, dan 409.616 ekor babi. Program vaksinasi yang sedang berjalan menargetkan 169.700 ekor HRP pada tahun 2025, dengan pelaksanaan vaksinasi secara bertahap di bulan Januari, Februari, Maret, Juli, Agustus, dan September.

Baca Juga:  PJ Gubernur Mahendra Dampingi Wapres Ma’ruf Amin Buka Sidang Tahunan AALCO ke-61, Bahas Berbagai Isu Hukum

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Agung Suganda, memberikan apresiasi terhadap langkah progresif yang diambil Bali dalam mengatasi PMK. Ia juga menegaskan pentingnya percepatan vaksinasi terhadap HRP, khususnya sapi, untuk mencegah penyebaran virus.

“Walaupun risiko kematian ternak akibat PMK terbilang rendah, namun penularannya sangat agresif dan dapat berdampak besar jika tidak ditangani segera. Kami memberikan perhatian khusus kepada Bali sebagai daerah yang berpotensi menjadi sumber ternak sapi,” ujar Agung.

Pemerintah pusat telah mengalokasikan 4 juta dosis vaksin PMK, dengan 170 ribu dosis dialokasikan untuk Bali. Vaksinasi ini menjadi prioritas di daerah zona merah penularan PMK, termasuk Bali, yang memiliki lalu lintas ternak yang cukup tinggi.

Baca Juga:  Sigap Bencana, Pemkab Tabanan Tandatangani Persetujuan RTD Bendungan Telaga Tunjung

Agung Suganda juga meminta dukungan penuh dari seluruh pihak, terutama peternak, untuk mengikuti program vaksinasi ini. Selain mencegah penularan PMK, vaksinasi juga akan meningkatkan nilai ekonomi ternak sapi karena menjadi syarat untuk lalu lintas antar daerah.

Selain PMK, Agung Suganda juga menyoroti upaya pengendalian rabies di Bali.

“Rabies harus bisa kita kendalikan, mengingat Bali adalah jendela Indonesia. Mari kita bekerja sama, terutama pemilik anjing, dalam pengendalian rabies,” pungkasnya.

Rakor ini turut dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Kepala Balai Besar Veteriner Denpasar, Kepala Balai Besar Karantina Hewan, serta sejumlah pejabat dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten/Kota se-Bali dan akademisi terkait. (yud/ub)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments