UPDATEBALI.com, Denpasar – Pasikian atau organisasi Pecalang Bali mengingatkan para yowana (generasi muda) di Pulau Dewata untuk senantiasa menaati protokol kesehatan dalam pembuatan dan pawai ogoh-ogoh menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944.
“Terlebih bapak gubernur juga telah mengeluarkan surat terkait penegasan pembuatan dan pawai ogoh-ogoh dalam menyambut Nyepi tahun ini,” kata Manggala Agung (ketua) Pasikian Pecalang Bali I Made Mudra di Denpasar, Selasa (11/1).
Oleh karena dalam surat tersebut berisi perihal keamanan, katanya, maka pihaknya selaku pecalang (petugas pengamanan adat) siap memberikan pengamanan, saat nantinya yowana di desa adat hingga tingkat kabupaten/kota melakukan kegiatan pawai atau lomba.
Menurut Mudra, Gubernur Bali sudah berpikir bijaksana di masa pandemi ini dengan memberikan ruang kreativitas kepada generasi muda untuk berkesenian dengan membuat ogoh-ogoh dan telah menjadi perayaan budaya menjelang Hari Nyepi.
“Atas hal ini, kami di Pasikian Pecalang Bali tetap mengajak generasi muda atau yowana untuk ikut waspada selama berkegiatan ogoh-ogoh dengan cara menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Pihaknya menekankan hal tersebut agar bisa menekan sebaran COVID-19 dan jangan sampai menimbulkan klaster baru, karena pandemi ini belum usai, meskipun kondisi sudah melandai.
Agar pembuatan dan pawai ogoh-ogoh ini berjalan dengan aman di setiap desa adat di Bali, ia telah melakukan koordinasi dengan pasikian yowana kabupaten/kota se-Bali.
Sementara itu, Manggala Pasikian Yowana Kabupaten Gianyar Pande Made Widia memberikan apresiasi surat pembuatan ogoh-ogoh dari Gubernur Bali itu.
“Surat bapak gubernur seperti obat. Semenjak pandemi COVID-19 yang berlangsung hampir dua tahun ini, membuat ajang kreativitas yowana dalam pembuatan ogoh-ogoh sempat ditiadakan,” ujarnya.
Namun, kata dia, kini keluar kebijakan yang mengapresiasi kreativitas seni generasi muda dan ini telah menjawab kerinduan generasi muda untuk berkreasi kembali membuat ogoh-ogoh sebagai upaya pelestarian seni dan budaya Bali.
Seniman muda dari Desa Tegalalang, Kabupaten Gianyar ini kemudian mengajak kepada seluruh yowana (generasi muda) di desa adat agar membuat ogoh-ogoh yang ramah lingkungan dan memiliki nilai-nilai kebudayaan Bali.
“Sudah saatnya kita berkreativitas membuat ogoh-ogoh tanpa menyakiti alam semesta dengan cara menjaga lingkungan,” ucapnya.
Widia mengajak para pemuda di desa adat untuk ikut serta menjalankan amanat pemerintah, yakni tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan COVID-19 dalam pelaksanaan pawai ogoh-ogoh.
“Pawai ini jangan sampai menambah kasus COVID-19 di Bali, karena saat ini pandemi sudah melandai,” ucapnya. (ub/rls)