Jumat, April 25, 2025
BerandaNasionalOJK Ungkap Tantangan dan Peluang Stabilitas Ekonomi Nasional

OJK Ungkap Tantangan dan Peluang Stabilitas Ekonomi Nasional

UPDATEBALI.com, JAKARTA – Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Oktober 2024 menilai bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di Indonesia tetap terjaga meski dihadapkan pada meningkatnya risiko geopolitik dan melemahnya perekonomian global.

Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi dalam siaran persnya pada Jumat, 1 November 2024, menjelaskan bahwa ketidakpastian geopolitik dan perlambatan ekonomi di beberapa negara utama menjadi tantangan utama. Ekonomi Amerika Serikat menunjukkan perbaikan yang lebih baik dari perkiraan awal berkat solidnya pasar tenaga kerja dan permintaan domestik yang meningkat.

Sementara itu, meskipun penjualan ritel di Eropa menunjukkan perbaikan, sektor manufakturnya masih tertekan. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal ketiga 2024 melambat sehingga mendorong pemerintahnya untuk melonggarkan kebijakan moneter dan memberikan stimulus.

Baca Juga:  OJK Provinsi Bali dan Universitas Pendidikan Ganesha Jalin Aliansi Strategis dalam Program KKN LIK

OJK menyoroti bahwa ketegangan geopolitik, terutama di Timur Tengah, serta dinamika politik di Amerika Serikat menjelang Pemilu Presiden, menjadi risiko yang berpotensi memengaruhi ekonomi global ke depan.

“Ketidakstabilan ini juga menyebabkan kenaikan harga komoditas safe haven seperti emas, meningkatkan premi risiko global dan yield yang mendorong aliran modal keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia,” ucapnya.

Di tengah kondisi ekonomi global yang melemah Ismail Riyadi memaparkan, ekonomi Indonesia tetap stabil. Inflasi inti terjaga, dan neraca perdagangan mencatatkan surplus sejak Juli 2024. Meski demikian, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur masih berada di zona kontraksi dan pemulihan daya beli masyarakat berlangsung lambat.

Baca Juga:  Golkar dan Gerindra Bantu korban Banjir dan Tanah Longsor di Selat

Pasar saham domestik menguat sebesar 1,05 persen month-to-date (mtd) pada 29 Oktober 2024, dengan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai level 7.606,60 atau naik 4,59 persen secara year-to-date (ytd). Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.719 triliun, naik 1,33 persen mtd.

“Sektor properti dan teknologi menjadi penyumbang terbesar penguatan pasar saham, dengan rata-rata nilai transaksi harian tercatat Rp12,89 triliun ytd,” paparnya.

Kinerja perbankan juga menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan kredit mencapai 10,85 persen year-on-year (yoy) pada September 2024, senilai Rp7.579,25 triliun. Kualitas kredit pun tetap terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) gross sebesar 2,21 persen dan NPL net 0,78 persen. Loan at Risk (LaR) menurun menjadi 10,11 persen, mendekati level pra-pandemi pada Desember 2019.

Baca Juga:  Cegah Stunting, Diskan Tabanan Gelar Bimtek dengan Anggaran 200 Juta

Tingkat profitabilitas perbankan, diukur dengan Return on Assets (ROA), juga meningkat menjadi 2,73 persen, yang menandakan industri perbankan di Indonesia masih resilien.

OJK juga aktif memastikan kepatuhan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) terhadap peraturan yang berlaku, serta meningkatkan pelindungan konsumen. Hingga 28 Oktober 2024, OJK telah menerima 332.590 permintaan layanan melalui Aplikasi Portal Pelindungan Konsumen (APPK), termasuk 26.881 pengaduan. Sebagian besar pengaduan berasal dari sektor perbankan (9.412 pengaduan) dan financial technology (10.215 pengaduan).

Dengan berbagai tantangan global yang dihadapi, OJK berkomitmen untuk menjaga stabilitas sektor keuangan domestik dan memastikan layanan keuangan yang andal serta aman bagi masyarakat.(yud/ub)

BERITA TERKAIT

Most Popular

Recent Comments